Waspada! Pasien COVID-19 Gejala Berat di Jatim Grafiknya Naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Penambahan kasus COVID-19 harian di Jawa Timur (Jatim) masih naik turun alias fluktuatif. Namun, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Jatim per Senin (7/3/2022), tren pasien dengan gejala berat masih menunjukkan grafik naik.
1. Gejala berat masih naik
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengakui bahwa memang pasien COVID-19 bergejala berat di Jatim masih terus naik. Sedangkan pasien tanpa gejala, gejala ringan dan gejala sedang justru cenderung mengalami penurunan.
"Pasien COVID-19 di Jawa Timur, gejala ringan, OTG (Orang Tanpa Gejala) dan sedang sudah semakin menurun. Sebaliknya untuk kasus gejala berat masih naik dan mendatar," tulisnya di Instagram @khofifah.ip.
Baca Juga: Tren Kasus COVID-19 Aktif di Jatim Turun Tapi Kematian Meningkat
2. Bikin BOR ICU belum lengang
Masih naiknya pasien COVID-19 dengan gejala berat ini pun membuat kamar tidur ICU di rumah-rumah sakit rujukan masih belum lengang. Sebab, masih dibuat untuk merawat pasien dengan gejala berat tersebut. Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim terkini yang khusus ICU 28 persen.
"BOR ICU belum turun. Sementara pasien ICU biasanya butuh perawatan mingguan," kata Khofifah.
3. Kasus aktif di Jatim capai 17.348
Sekadar diketahui, kasus aktif di Jatim hingga Senin (7/3/2022), mencapai 17.348 kasus. Nah, kasus aktif terbanyak di Surabaya dengan 3.453 kasus, disusul Sidoarjo 2.195 kasus, Kediri 1.694 kasus, Kota Malang 1.421 kasus dan Malang 1.164 kasus.
Tingginya kasus aktif ini membuat 30 dari 38 kabupaten/ kota di Jatim berstatus zona oranye atau risiko sedang COVID-19. Sementata delapan daerah sisa berstatus zona kuning alias risiko rendah COVID-19. "Saudaraku tetap jaga protkes dan percepat vaksinasi," pungkas Khofifah.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Jatim Masih Flukatiatif, Sempat Terjun Kini Naik