[WANSUS] Prof. Riyanarto: Tes COVID-19 Lewat Ketiak Lebih Praktis

Selain mudah juga non-infeksius

Surabaya, IDN Times - Alat deteksi COVID-19 karya anak bangsa mulai bermunculan. Setelah Universitas Gadjah Mada dengan GeNose, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya juga tak mau kalah. Mereka meluncurkan alat deteksi COVID-19 bernama i-nose c-19. Bukan air liur, darah atau tiupan mulut, konsep i-nose c-19 cukup unik karena menggunakan bau keringat ketiak.

Saat ini, inovasi karya anak bangsa itu sedang memasuki tahap uji coba di beberapa rumah sakit. Salah satunya Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya. Nah, IDN Times berkesempatan mewawancarai penemu i-nose c-19, Prof. Riyanarto Sarno, Senin (22/2/2021), di Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya. Guru Besar Teknik Informatika ITS itu pun menceritakan bagaimana perjalanan karyanya. Berikut kutipan wawancara khususnya. 

Bagaimana awal mula Anda terpikirkan membuat i-nose c-19?

Saya meneliti elektronik nose itu sudah sejak tahun 2016. Tetapi aplikasinya itu untuk mengecek formalin dalam makanan, tingkat kesegaran daging, kemudian deteksi daging iti tercampur atau tidak. Misalnya, daging sapi tercampur babi itu bisa ketahuan. Juga mengetahui kemasakan dari buah.

Kemudian pada era COVID-19 itu (kasus pertama di Indonesia diumumkan 2 Maret 2020), saya terpikirkan mengubah alat ini untuk mengecek atau screening COVID-19 pada April lalu. Alhamdulillah ternyata bisa.

Apakah ada perubahan yang dilakukan untuk mengubah fungsi i-nose c-19?

Ada, jadi penciri tiap aplikasi itu ada. Kita lakukan maping antara alat dengan ciri-ciri alamiahnya itu. Termasuk namanya juga berubah sedikit. Awalnya i-nose formalin, sekarang jadi i-nose c-19 karena fungsinya untuk deteksi COVID-19. Disesuaikan dengan aplikasinya.

Bagaimana proses pengubahan fungsi i-nose ini?

Jadi kira-kira April tahun lalu mulai berpikir agar alat saya bisa mendeteksi COVID-19. Pertama, belum tahu penandanya apa, saya gunakan saja sensor yang banyak. Kemudian ada yang beda antara positif dan negatif. Lalu kita kembangkan lagi. Saya membutuhkan waktu 6 bulan, mulai muncul alat ini.

Baca Juga: ITS Temukan i-nose c-19, Alat Deteksi COVID Lewat Bau Keringat Ketiak 

[WANSUS] Prof. Riyanarto: Tes COVID-19 Lewat Ketiak Lebih PraktisGuru Besar ITS, Prof. Rianarto Sarno. its.ac.id

Dari proses tersebut, kendala apa yang Anda hadapi?

Kendalanya itu, kami masih beli komponen-komponen i-nose dari pasaran. Kadang-kadang komponen di pasar berbeda-beda standarnya. Ini yang jadi masalah. Saya cari hardwarenya beda-beda. Rencananya, ke depan harus dari supplier khusus untuk komponennya. Karena kalau beda-beda, fungsinya bahkan output-nya jadi beda.

Bagaimana cara Anda menciptakan karya berbasis medis sedangkan latar belakang keilmuan Anda adalah Teknik Informatika?

Kalau saya mengajar ke mahasiswa itu saya beri inovasi baru. Bukan hanya buku yang lama-lama tapi juga ada kebaruan-kebaruan inovasi. Bahkan dalam penelitian ini (i-nose) saya melibatkan banyak mahasiswa S1, S2 dan S3. Saya juga sharing dengan banyak dokter. Ada dokter spesialis paru, penyakit dalam dan macam-macam.

[WANSUS] Prof. Riyanarto: Tes COVID-19 Lewat Ketiak Lebih PraktisUji profil i-nose c-19 di RSI Jemursari, Surabaya, Senin (22/2/2021). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Lebih ke teknis, i-nose c-19 diklaim lebih simpel, bagaimana cara kerjanya?

Pertama letakkan selang yang sudah dilengkapi kasa ke ketiak, kemudian i-nose akan menghisap Volatile Organic Compound (VOC) dari keringat ketiak. Gas VOC yang didapat diubah menjadi sinyal listrik diolah dengan artifical intelegent.

Hanya menunggu 3,5 menit saja, hasil screening muncul. Seseorang yang menggunakan i-nose c-19 akan mendapat sertifikat hasil screening lewat WhatsApp. Sertifikat yang didapat itu juga bisa diverifikasi keasliannya di inose.id.

Apa sih keunggulan i-nose c-19?

Pengambilan sampel pada bau keringat tidak berisiko tinggi. Karena keringat ketiak itu non-infeksius. Nantinya, limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus COVID-19. Waktu pengambilan sampel dan proses komputasi sekitar 3,5 menit.

i-nose c-19 sangat praktis karena proses pengambilan sampel dan komputasi artificial intellegence dalam satu alat. Terdapat NFC untuk mencatat ID seseorang, membuat pengisian data lebih mudah dan cepat. Data terjamin andal, karena disimpan di alat maupun cloud.

i-nose c-19 dapat terintegrasi publik, pasien, dokter, rumah sakit dan laboratorium. Alat ini berbasis artificial intellegence untuk screening positif negatif COVID-19. Sertifikat hasil screening dapat dikirim melalui WhatsApp dilengkapi QR Code untuk mengetahui keasliannya.

Baca Juga: Masuk Uji Profil, Akurasi Tes Bau Ketiak i-nose c-19 Capai 91 Persen

[WANSUS] Prof. Riyanarto: Tes COVID-19 Lewat Ketiak Lebih PraktisUji profil i-nose c-19 di RSI Jemursari, Surabaya, Senin (22/2/2021). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Anda menyampaikan i-nose c-19 murah, berapa harganya?

Iya, saya targetkan hanya Rp10 ribu untuk pengetesan. Saya pengin yang murah. Kalau harga segitu akan lebih banyak bisa dan mau tes. Bahkan, ada omongan kalau Rp10 ribu aja nanti dibayarin pemerintah. Alhamdulillah kalau gitu, kan ekonomi ini sedang turun kan kasihan. Mudah-mudahan ini membantu pencegahan COVID-19. Makin banya yang screening, masyarakat akan perhatian lagi. Pandemik juga bisa lebih telokalisir.

Ketahanan alat i-nose c-19 ini bagaimana?

Kira-kira kalau alat ini bisa mengetes sekitar 100 ribu kali. Penggantian alatnya kira-kira bisa 2-3 tahun. Kalau harian, alat ini bertahan selama 5 jam saja. Tiap 5 jam sekali itu disarankan agar segera diisi (charging) daya batreinya.

Apa tanggapan Anda tentang i-nose c-19 dianggap menjadi saingan GeNose?

Sebetulnya saya lebih melihat sebagai pelengkap bukan kompetitor. Kan penduduk Indonesia jutaan, butuh alat yang banyak dan murah untuk deteksi COVID-19. Nah ini bisa ditaruh di perhubungan, perkantoran maupun di mana-mana. Nantinya masyarakat juga bisa tahu kondisinya kalau positif atau negatif.

Baca Juga: Perbandingan i-nose c-19 dengan GeNose Versi Direktur RSI Jemursari 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya