Simulasi Boleh, Sekolah di Surabaya Jangan Buka Dulu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Pascaklaim Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tentang Surabaya berstatus zona hijau, pemerintah kota (Pemkot) pun berniat membuka lagi kegiatan belajar untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dinas Pendidikan Surabaya bahkan telah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka, Senin (3/8/2020). Simulasi tersebut diikuti 21 SMP negeri dan swasta di Surabaya.
Lantas tepatkah langkah Pemkot Surabaya?
1. Sarankan tidak buka SMP dulu karena masih zona merah
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), dr Windhu Purnomo menilai simulasi pembelajaran tatap muka siswa SMP di Surabaya tidak menjadi masalah. Tapi dia menyarankan agar pengaktifan kembali sekolah tidak dilakukan terlebih dahulu oleh Pemkot Surabaya.
"Karena belum (zona) hijau, jadi baru boleh buka kalau sudah hijau. Kuning aja belum boleh. Ini aja masih merah," ujarnya kepada IDN Times, Selasa (4/8/2020).
"Kalau ada pernyataan hijau, itu hijau semangka. Kulitnya hijau dalamnya merah. Sama sekali yang dinyatakan Bu Risma tidak sesuai data. Datanya dipertanyakan oleh Kemenkes (Kementerian Kesehatan)," dia menambahkan.
2. Kalaupun nanti masuk zona hijau, sebaiknya dibuka bertahap mulai jenjang SMA dulu
Meskipun nanti Surabaya sudah zona hijau, lanjut Windhu, yang dibuka dulu sebaiknya bukan SMP tapi Sekolah Menengah Atas (SMA) dulu. Sehingga sangat penting, apabila pemkot menunggu Pemprov Jatim. Mengingat kewenangan SMA ada di pemprov. "Tunggu dulu SMA, nanti dievaluasi," ucapnya.
Jika pelaksanaan pembelajaran tatap muka SMA berjalan mulus, maka SMP segera menyusul. Kemudian membuka Sekolah Dasar (SD) disusul Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). "Jadi urutannya gitu. Tapi kalau sudah (zona) hijau," dia menegaskan.
Baca Juga: 3 Mal di Kota Bandung Mulai Gelar Simulasi New Normal
3. Kalau pun simulasi, harusnya tidak libatkan siswa
Catatan lain adalah simulasi juga tak boleh sembarangan dilakukan. Menurut Windhu, untuk meminimalisasi risiko, simulasi tak disarankan melibatkan siswa.
"Anak-anak jangan dilibatkan dulu. Prinsipnya itu," dia menambahkan.
Baca Juga: Siap-siap Pembelajaran Tatap Muka, Dua SMP di Surabaya Gelar Simulasi