Sesar Kendeng Membentang Rembang-Surabaya, BMKG Tambah 13 Seismograf
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kewaspadaan terhadap bencana terus ditingkatkan oleh pemerintah. Kali ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berencana menambah sensor gempa atau seismograf di 13 titik Jawa Timur (Jatim).
1. Penambahan seismograf akibat adanya pergeseran sesar kendeng
Kepala BMKG Kelas 1 Juanda, Bambang Hargiyono mengatakan, penambahan seismograf ini bukan tanpa alasan. Penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyebut ada bukti pergerakan sesar Kendeng, sehingga menyebabkan pergeseran lapisan tanah sampai sekitar 2 meter.
"Penambahan sensor gempa ini karena menurut penelitian ada gejala gempa bumi di Jatim. Mungkin untuk antisipasi, untuk analisis itu supaya lebih baik, dan datanya lebih akurat," ujarnya saat di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (2/9).
2. Dipasang di 13 titik mulai Tuban sampai Lumajang
Sementara, Kasie Observasi dan Informasi Stasiun BMKG Tretes, Kabupaten Pasuruan, Suwarto menambahkan, 13 seismograf itu akan disebar di sepanjang jalur Sesar Kendeng. Antara lain; Bojonegoro ada dua. Sidoarjo. Tuban. Pasuruan. Lumajang. Jember. Kediri. Kemudian di Bangkalan.
"Jadi ketika nanti ada aktivitas kegempaan alat jadi sensitif lebih tepat lagi untuk analisa," kata Suwarto.
3. Sesar Kendeng membentang mulai Rembang-Surabaya
Suwarto juga menuturukan, sesar Kendeng ini membentang mulai Rembang, Jawa Tengah hingga Surabaya. Dia juga membenarkan kalau sesar Kendeng meliputi sesar Waru dan sesar Surabaya yang diteliti ITS beberapa waktu lalu.
"Meski Surabaya tidak memiliki pusat penelitian aktivitas kegempaan, namun telah ada di Jombang dan Madiun. Dari pantauan sementara, belum terdeteksi adanya aktivitas kegempaan," jelas Suwarto.
Baca Juga: Ketua BMKG Klaim Kalimantan Timur Aman dari Gempa dan Tsunami
4. Kesiapsiagaan harus dilaksanakan
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kesiapsiagaan terhadap bencana seperti gempa harus terus dipantau. Ia tidak ingin masyarakat khawatir sehingga adanya alat deteksi dan penelitian sangat berguna untuk mengambil kebijakan ke depan.
"Penelitian dari Universitas Gajah Mada (UGM) memang ada dorongan tanah dari bawah yang teridentifikasi. Ini untuk warning kita bersama bisa siap siaga," tandas Khofifah.
Baca Juga: Klungkung Bakal Memiliki Seismograf