Selama 2020, BNNP Jatim Tangkap 68 Tersangka Kasus Narkoba

Ada penurunan jumlah tersangka karena pandemik

Surabaya, IDN Times - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur (Jatim), Brigjen Pol Idris Kadir mengakui bahwa pengungkapan kasus narkoba sepanjang tahun 2020 mengalami penurunan. BNNP bersama BNN Kabupaten/Kota menangkap 68 tersangka. Sementara tahun 2019 tangkapan mencapai 141 tersangka.

"Kalau lihat angka ada penurunan, tapi target melebihi 100 persen. Kami ditargetkan mengungkap 25 kasus per tahun. Tahun 2020 kami mengungkap 60 kasus. Ini jadi yang terendah," ujarnya, Rabu (30/12/2020).

1. Sebut kinerja maksimal meski ada penurunan

Selama 2020, BNNP Jatim Tangkap 68 Tersangka Kasus NarkobaIlustrasi Pengguna Narkoba (IDN Times/Mardya Shakti)

Data BNNP Jatim menyebut, dari 68 tersangka yang ditangkap, sebanyak 54 berkas perkaranya sudah P21 alias lengkap dan diserahkan ke kejaksaan. Terkait sitaan, selama 2020 ganja 6886 gram, sabu 20083,4 gram, ekstasi 73 butir dan tembakau gorila 9,79 gram. Meski begitu, Idris menegaskan capaian ini sudah maksimal.

"Jika dilihat dari capaian kinerja sangat maksimal, persentase tinggi. Namun diakui bahwa tahun 2020 ini menurun," kata dia.

2. Penurunan disebabkan pandemik COVID-19

Selama 2020, BNNP Jatim Tangkap 68 Tersangka Kasus NarkobaBNNP Jatim saat rilis anlsisi dan evaluasi 2020, Rabu (30/12/2020). Dok. Istimewa

Penyebab turunnya pengungkapan kasus narkoba di Jatim, lanjut Idris, ialah pandemik COVID-19 yang merebak sepanjang tahun 2020. Dia membeberkan bahwa di awal pandemik para petugas BNNP Jatim masih takut untuk turun ke lapangan melakukan penindakan.

"Di awal adanya kasus COVID-19 teman-teman takut turun. Kami memonitor saja, bahkan ada arahan memakai alat pelindung diri (APD)," bebernya.

Baca Juga: BNNP Bongkar Sindikat Sabu, Libatkan Eks Persela hingga Kiper PSHW

3. Pola peredaran juga berubah

Selama 2020, BNNP Jatim Tangkap 68 Tersangka Kasus NarkobaIlustrasi Narkoba (IDN Times/Sukma Shakti)

Setelah dipelajari, ternyata selama pandemik ini pola peredaran narkotika di Jatim mengalami perubahan. Idris mengatakan, biasanya dibawa langsung, pada akhir-akhir ini barang haram tersebut dikirim menggunakan jasa paket pengiriman.

"Jaringannya tetap tapi metode pengirimannya berbeda. Untuk daerah peredaran narkotika yang paling banyak di Jatim masih di Kota Surabaya," ucapnya.

"Target saya jelas, bagaimana membawa BNNP Jatim dipercaya publik (pada 2021). Kami akan meningkatkan kinerja yang berdampak pada peningkatan kepercayaan publik," dia menambahkan.

Baca Juga: BNNP Jatim Gerebek Gudang Sabu di Gunung Anyar Surabaya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya