Ratusan Guru Butuh Pelatihan, Enam Dosen FEB Unesa Bergerak Daring

Pelatihan berupa diskusi hingga praktik

Surabaya, IDN Times - Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) rupanya tetap dilakukan dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di tengah pandemik COVID-19. Terbaru, enam dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran (PAP) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unesa dibantu tiga mahasiswanya memberikan pelatihan pengembangan bahan ajar.

Nah, pelatihan ini ditujukan ke guru Otomitasasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tunas Wijaya, Surabaya. Penyampainnya digelar secara daring dengan aplikasi Zoom Clouds Meetings, mengingat sekarang masih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Pahlawan.

1. Lakukan sosialisasi hingga praktik

Ratusan Guru Butuh Pelatihan, Enam Dosen FEB Unesa Bergerak DaringDosen FEB Unesa lakukan PKM secara daring. Dok. Tim PKM Unesa.

Ketua Pelaksana PKM, Durinda Puspasari menyebut, lima dosen yang terlibat dalam kegiatan bersama dirinya antara lain, Durinta Puspasari, Lifa Farida Panduwinata, Siti Sri Wulandari, Triesninda Pahlevi, dan Muhammad Abdul Ghofur. Semuanya bergantian menyampaikan materi yang telah disiapkan kepada kepala prodi serta guru produktif OTKP SMK Tunas Wijaya.

"Kegiatannya dilakukan 14 Agustus lalu, yang disampaikan tentang bagaimana Kurikulum 2013 Revisi 2017 dan pengembangan bahan ajar," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (22/8/2021).

Pada tahap sosialisasi program dan pengenalan, pihaknya menggunakan strategi diskusi. Dimana proses dan prosedur yang dilakukan melalui sosialisasi program, pendataan masalah, dan pendataan guru-guru di SMK Tunas Wijaya.

Sementara pada tahap pelaksanaan strategi yang digunakan adalah ceramah dan praktik. Sebelum melakukan praktik, peserta terlebih dahulu mendapatkan teori terkait Kurikulum 2013 revisi 2017 dan langkah-langkah dalam mengembangkan bahan ajar interaktif.

Baca Juga: Gak Minder Gap Year, Frita Sinatra Melejit Jadi Mawapres Utama Unesa

2. Ratusan guru masih perlu pelatihan

Ratusan Guru Butuh Pelatihan, Enam Dosen FEB Unesa Bergerak DaringDosen FEB Unesa lakukan PKM secara daring. Dok. Tim PKM Unesa.

Pengembangan bahan ajar, kata Durinda, memang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Terlebih, berdasarkan survei yang diporelahnya pada tahun ini, masih banyak guru OTKP SMK di Surabaya yang membutuhkan pelatihan tersebut.

"Survei tahun 2021 kepada 346 guru-guru OTKP di Surabaya menunjukkan bahwa 47,1 persen atau 163 guru membutuhkan pelatihan pengembangan bahan ajar," kata dia.

Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru OTKP sangat tertarik diadakan pelatihan pengembangan bahan ajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pernyataan ini juga diperkuat dari SMK Tunas Wijaya, pelatihan bisa meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar.

3. Peserta berikan respons positif dan sangat antusias

Ratusan Guru Butuh Pelatihan, Enam Dosen FEB Unesa Bergerak DaringDosen FEB Unesa lakukan PKM secara daring. Dok. Tim PKM Unesa.

Lebih lanjut, Durinda menambahkan, Tim PKM mendapatkan respon sangat baik yang dapat dilihat dari data angket respons dan testimoni peserta pelatihan. Dari segi kualitas paparan awal program sebesar 50 persen menyatakan sangat baik, kesesuaian materi dengan tujuan sebesar 56 persen menyatakan sangat baik.

Kemudian, tingkat kemudahan materi sebesar 50 persen menyatakan baik, kualitas urutan penyajian sebesar 50 persen menyatakan sangat baik, kecukupan latihan dalam materi sebesar 69 persen menyatakan baik, kesempatan dalam mendapatkan umpan balik sebesar 50 persen menyatakan sangat baik, kesempatan meningkatkan skill sebesar 56 persen menyatakan baik.

Kompeten di bidang presentasi di forum ilmiah sebesar 56 persen menyatakan sangat baik, efisiensi dalam menjelaskan konsep materi sebesar 50 persen menyatakan sangat baik, gaya bahasa yang komunikatif sebesar 56 persen menyatakan sangat baik, menyenangkan atau variatif dalam menyampaikan materi sebesar 56 persen menyatakan baik.

Memberikan cukup waktu untuk latihan sebesar 75 persen menyatakan baik, memberikan umpan balik sebesar 63 persen menyatakan baik, ketepatan waktu sebesar 56 persen menyatakan baik, layanan panitia sebesar 50 persen menyatakan sangat baik, fasilitas dalam pelatihan sebesar 50 persen menyatakan baik.

"Peserta pelatihan sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini sampai selesai, peserta pelatihan berkeinginan untuk dapat menerapkan dalam kegiatan pembelajaran, dan meminta agar kegiatan ditindaklanjuti dengan kegiatan tatap muka," pungkas dia.

Baca Juga: Mahasiswa Bidikmisi Unesa Dirikan CV, Beri Desain Masjid Gratis

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya