PWNU Jatim Sebut Catur Haram Jika Dibuat Judi

Bisa mengasah keterampilan otak

Surabaya, IDN Times - Khatib Suriyah PWNU Jawa Timur (Jatim) KH Syafruddin Syarif turut merespons ceramah Ustaz Abdul Somad. Dalam ceramahnya, UAS menyebut jika olahraga catur haram.

1. Catur haram jika dibuat judi

PWNU Jatim Sebut Catur Haram Jika Dibuat JudiIlustrasi catur. Pexels/Felix Mittermeier

Syarifuddin menegaskan, permainan catur tidak haram selama hanya dibuat untuk bersenang-senang dan olahraga. Catur akan diharamkan jika diwarnai dengan kegiatan taruhan alias judi.

"Karena melancarkan pemikiran orang. Jadi dia tidak hanya gambling, tapi mengasah keterampilan orang. Jadi dia tidak termasuk permainan yang diharamkan," ujarnya dihubungi IDN Times, Senin (25/11).

2. Catur punya manfaat

PWNU Jatim Sebut Catur Haram Jika Dibuat JudiIlustrasi catur. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/18.

Selain itu, Syafruddin juga menyebut kalau catur memiliki banyak manfaat. Misalnya mengasah keterampilan dan pola pokir anak-anak. Sehingga menjauhkan dari perbuatan-perbuatan negatif.

"Saya pribadi melihat bahwa catur itu mempunyai manfaat, jadi catur itu sebuah permainan yang mengasah otak. Jadi anak-anak itu bisa fokus dan menjauhkan dari perbuatan yang melanggar syariat agama," ungkapnya.

Baca Juga: UAS Sebut Catur Haram, MUI Jabar: Kalau untuk Olahraga Tidak

3. Tidak salahkan ceramah UAS

PWNU Jatim Sebut Catur Haram Jika Dibuat Judi(Ustaz Abdul Somad) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Terkait ceramah UAS, Syafruddin tidak ingin menyalahkannya. Sebab, semua ulama punya pertimbangan masing-masing terkait hukum dalam islam. "Karena banyak pilihan dalam hukum itu. Jadi saya tidak menyalahkan apa yang dikatakan oleh beliau (UAZ)," ucapnya.

4. Hargai pendapat UAS

PWNU Jatim Sebut Catur Haram Jika Dibuat Judi(Ustaz Abdul Somad) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Syafuddin juga mengimbau kepada masyarakat Jatim untuk tetap kondusif. Sebab, memang banyak pilihan hukum di dalam islam. Jadi perlu melihat dasar hukumnya itu apakah sudah sahih dan relevan.

"Jadi masyarakat harus bisa mencari hukum yang benar dan relevan. Tapi saya juga menghargai pendapat UAS karena beliau juga pasti punya pertimbangan sendiri," pungkasnya.

Baca Juga: Persatuan Catur Jatim Tidak Setuju dengan Ceramah UAS 

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya