Putra Khofifah Dikabarkan Mundur dari Demokrat

Partai bilang belum terima surat, pengamat bilang ada kerugian

Surabaya, IDN Times - Putra Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ali Mannagalli Parawansa dikabarkan mengundurkan diri dari Partai Demokrat. Surat pengunduran diri itu sempat diunggah Ali di media sosial Instagram @aliprawansa pada Rabu (8/3/2023). Tapi unggahan itu kini sudah tidak ada.

Di Demokrat, Ali bukanlah kader biasa. Dia diamanati jabatan sebagai salah satu Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jatim. Terbaru, Ali diberi mandat sebagai Ketua Forkom Milenial Demokrat Jatim. Maka, kabar mengundurkan diri Ali ini menjadi tanda tanya besar.

Terkait surat yang mulai viral itu, Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Demokrat Jatim, Mugiyanto mengatakan bahwa partai belum menerima surat pengunduran diri tersebut. Dia curiga kalau Instagram milik Ali dibajak orang sehingga mengunggah surat berisi pengunduran diri.

"IG-nya sendiri atau dibajak orang? Sampai sekarang kami belum terima surat resminya. Hari ini (Kamis) postingannya juga dihapus," ujarnya via telepon kepada IDN Times, Kamis (9/3/2023).

Ditanya soal komunikasi dengan Ali, Mugiyanto membeberkan kalau komunikasi secara lisan atau telepon belum ada sama sekali. Pihaknya juga masih menunggu klarifikasi dari putra bungsu Khofifah.

"Kami belum terima pemberitahuan resmi (pengunduran diri) baik lisan atau telepon atau tulisan belum ada," kata Mugiyanto.

Jika surat pengunduran diri Ali itu pada akhirnya benar, Mugiyanto menyampaikan kalau partai berlambang bintang mercy akan menghormati setiap keputusan kadernya. "Kami hormati misal itu (surat pengunduran diri Ali) benar. Kalau sekarang masih simpang siur," ucap dia.

IDN Times mencoba mengonfirmasi Ali melalui pesan langsung instagram. Namun, dia belum memberikan respons. Tak hanya itu, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak saat dihubungi melalui WhatsApp juga belum merespons.

Pengamat politik Uinsa, Andri Arianto mengatakan, mundurnya Ali merupakan kerugian bagi Demokrat Jatim. Sebab, meski tergolong politisi muda, Ali memiliki potensi sebagai kader yang semestinya bisa dioptimalkan untuk memperbesar suara Demokrat.

“Mundurnya Ali ini bisa dimaknai sebagai kegagalan Pak Emil Dardak sebagai ketua Demokrat Jatim untuk mengelola potensi para kadernya. Agak susah dinalar bahwa Pak Emil menyia-nyiakan kader sepotensial Ali. Atau mungkin ada manuver politik di dalamnya, tentu kita hanya bisa menduga-duga,” kata dia.

Andri mengatakan, potensi Ali sebagai kader sungguh luar biasa. Ali dikenal sebagai sosok muda, di mana ceruk pemilih baru sangat besar pada Pemilu 2024. Sehingga semestinya Ali bisa dioptimalkan untuk masuk ke pasar pemilih pemula. Selain itu, posisi sebagai anak dari Gubernur Khofifah, tentu tak dapat dimungkiri akan sangat menguntungkan bagi Demokrat Jatim.

“Jaringan Bu Khofifah sangat kuat, dan itu pasti bisa dikelola oleh Ali. Tapi justru hal ini tidak dimanfaatkan oleh Demokrat," pungkas dia.

Baca Juga: Dikaitkan PAN, Demokrat: Putra Khofifah dan La Nyalla Setia pada Kami

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya