Surabaya, IDN Times - Perang sarung dan balap liar masih marak terjadi di Kota Surabaya pada Ramadan tahun ini. Tercatat, sudah ada puluhan remaja yang terjaring selama tiga hari Bulan Ramadan.

"Tadi malam (Sabtu) ada tiga yang terjaring, kemarin malam (Jumat) lima, sebelumnya (Kamis) ada tujuh. Terus yang di polsek dan polres itu sekitar 12 orang," ujar Kepala Satpol PP Surabaya, Eddy Christijanto saat dikonfirmasi, Minggu (26/3/2023).

Khusus penangkapan saat malam minggu, Eddy membeberkan satu remaja yang terlibat perang sarung ditangkap kawasan Kenjeran. Berinisial R (14) yang beralamat di Kedung Cowek. Kemudian dua di Dukuh Bulak Banteng.

"Satu warga Bulak Banteng Madya bernama Muh Kovi (18) dan satu berinisial MFIA (16) warga Bulak Banteng Bhineka," kata Eddy.

Eddy menyebut kalau tindakan para remaja yang melakukan perang sarung ini sudah menjurus ke kriminal. Karena ada temuan sarung yang digunakan untuk memukul lawannya diisi dengan batu.

"Kemarin yang kami jaring sarung aja. Tapi diikat ada batunya,” bebernya.

Lebih lanjut, para remaja ini bahkan membuat kelompok-kelompok seperti gangster. Mereka yang terjaring diberikan sanksi sosial, membersihkan liponsos dan memberi makan penghuninya. Tapi ada pula yang langsung diproses pidana bagi yang menimbulkan korban.

Pemberian sanksi ini dilakukan supaya remaja di Surabaya jera. Mengingat setiap kali masuk Bulan Ramadan kerap terjadi fenomena perang sarung. Fenomena ini tersebar di wilayah Surabaya barat, timur, selatan dan utara.

Selain perang sarung, balap liar juga masih marak. Pada Sabtu malam, Satpol PP menjaring empat remaja di Jalan Margomulyo. Mereka adalah MO (16) warga Pakis Tirtosari, AL (16) warga Gresik, MS (15) warga Kinibalu dan XL (16) warga  Perum Graha Suryanata.

Tak hanya ditangkap, para remaja ini diwajibkan menjalani tes urine guna mendeteksi dini pemakaian narkotika. Alhasil, semua remaja yang terjaring negatif narkotika.

Baca Juga: Perang Sarung Marak di Surabaya, Bawa Celaka