Pro dan Kontra Penerapan New Normal di Unair, Ngampus Tak Lagi Sama 

Sudah siap kah kampus terapkan new normal?

Surabaya, IDN Times - Univeristas Airlangga (Unair) berencana akan menerapkan new normal atau kenormalan baru pada perkuliahan apabila pemerintah sudah menginstruksikan tatanan tersebut. Kesiapan Unair ini ditanggapi beragam oleh para mahasiswanya. Ada yang pro dengan beberapa syarat, ada juga yang merasa masih belum tepat diterapkan. Yang jelas, ngampus tak lagi sama seperti sebelum badai pandemik COVID-19 menghantam.

1. Nilai new normal belum seharusnya diterapkan

Pro dan Kontra Penerapan New Normal di Unair, Ngampus Tak Lagi Sama Kampus C Unair. Instagram.com/univ_airlangga

Salah satu mahasiswa Prodi Adminisitrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Airlangga (Unair), Manuel Agri Laksana melihat bahwa new normal belum seharusnya diterapkan di kampusnya. Mengingat Unair berada di Surabaya, yang mana kasus COVID-19 di Kota Pahlawan belum menunjukkan tren penurunan.

"Kita mengadakan new normal kalau wabah belum turun grafiknya kan bahaya bagi mahasiswa, tenaga pendidik, dan pekerja Unair," ujarnya kepada IDN Times, Minggu (31/5).

2. Lebih baik kuliah daring, tapi perlu dievaluasi pelaksanaannya

Pro dan Kontra Penerapan New Normal di Unair, Ngampus Tak Lagi Sama Ilustrasi kuliah daring. Pexels/Julia M Cameron

Sehingga, lanjut Agri, menjadi sangat penting jika proses pembelajaran digelar secara online saja. Tapi, dia memberi catatan agar kuliah daring di semester depan ditata ulang dan lebih baik daripada semester lalu. Menurutnya, masih banyak yang harus dievaluasi.

"Kalau belum aman daring dulu saja, tapi Unair beri fasilitas mahasiswa yang lebih memadai. Kan ini mau masuk semester baru juga," kata mahasiswa semester enam ini.

"Kalau dari kondisi mahasiswanya ini sulit dapat sinyal, aplikasinya kadang ngadat. Terus paling penting interaksi dengan dosen dan teman-teman juga kurang banget, tapi sejauh ini materi gak ada masalah," Agri menambahkan.

3. Mahasiswi semester akhir ingin rasakan wisuda terbuka bukan wisuda online

Pro dan Kontra Penerapan New Normal di Unair, Ngampus Tak Lagi Sama Ilustrasi wisuda. idn media

Berbeda dengan Agri, mahasiswi semester akhir Sosiologi Unair, Cynthia Amanda berharap penerapan new normal berseiring dengan digelarnya wisuda terbuka. Sayangnya, dia mendapat pemberitahuan jika wisuda tetap digelar secara daring pada semester ini.

"Ya sedih ya kalo harus ada wisuda online. Karena kan wisuda acara seremonial kelulusan, jadi ya bagi kawan-kawan yang menempuh pendidikan itu bentuk prestasi dan penghargaan ke diri sendiri kalau udah menyelesaikan pendidikan," kata dia.

"Kabarnya kan kegiatan kampus aja bakal ada new normal, kenapa wisuda juga harus online. Ya pilihan sulit sih, di lain sisi kawan-kawan juga butuh segera diluluskan, gak mungkin nunggu berapa semester lagi dengan status mahasiswa kan berat di UKT juga nanti," tambahnya.

Baca Juga: Sudah Dapat Whole Genom, Unair Kini Uji Preklinis Calon Obat COVID-19

4. Rektor Unair nyatakan siap new normal

Pro dan Kontra Penerapan New Normal di Unair, Ngampus Tak Lagi Sama Rektor Unair Prof Nasih. IDN Times/Fitria Madia

Sebelumnya, Rektor Unair Mohammad Nasih menyatakan pihaknya siap menghadapi tatanan baru, terutama dengan sejumlah agenda yang dalam waktu dekat dilakukan. Sejumlah agenda tersebut diantaranya penerimaan mahasiswa baru melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada Juli 2020. Kemudian jalur mandiri pada Agustus. Untuk perkuliahan akan dimulai pada September.

"Beberapa mata kuliah dilakukan secara online, sedangkan mata kuliah yang tidak bisa, kami akan menata perkuliahan mulai dari tempat duduk dan banyak hal lainnya," katanya.

Kesiapan Unair ini tentu menjadi bagian penting bagi kampanye penerapan new normal yang nantinya menjadi rutinitas baru. “Tahapannya biasanya begini. Awalnya kan terpaksa, kemudian jadi biasa, baru setelah itu jadi budaya dan jadi bagian dari karakter kita,” ujar pakar epidemiologi Unair, Muhammad Atoillah Isfandiari.

5. New normal perlu ada landasan hukum

Pro dan Kontra Penerapan New Normal di Unair, Ngampus Tak Lagi Sama (Skenario new normal di Indonesia) IDN Times/Sukma Shakti

Atoillah berpendapat, new normal memiliki dua dimensi, yaitu personal dan kelompok. Dimensi personal lebih kepada kesadaran diri, seperti bersalaman saat bertemu. Sedangkan dimensi kelompok atau komunitas berupa aturan yang dibuat oleh pemerintah kepada masyarakat agar patuh dan memiliki landasan hukum.

“Kalau dimensi personal tak mungkin diberi aturan, lebih kepada kesadaran setiap orang. Tapi kalau komunitas, harusnya memang bisa dibuat aturan untuk dipatuhi,” ungkapnya.

6. Kuliah daring bisa diterapkan, praktikum tetap butuh ke laboratorium

Pro dan Kontra Penerapan New Normal di Unair, Ngampus Tak Lagi Sama Ilustrasi praktikum di laboratorium. Pexels/Chokniti Khongchum

Seperti yang disampaikan oleh Rektor Unair, pemberlakuan kuliah secara daring juga menjadi kebiasaan baru di sejumlah fakultas. Salah satunya diakui oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unair Soetojo yang sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunjang pembelajaran dengan pola yang baru, seperti kuliah daring.

“Proses pembelajaran di FK Unair tentunya akan balik lagi seperti semula namun tidak sepenuhnya sama,” ucapnya usai halal bihalal daring di Aula FK Unair, Rabu (27/5).

Yang perlu diatur adalah praktikum. Jika selama ini pembelajaran di laboratorium itu berdekatan, nantinya akan diatur jaraknya. Dalam hal ini tentu saja harus menambah sarana dan prasarana atau minimal mengatur jadwal mahasiswa agar tidak terlalu berlebihan dalam satu laboratorium.

“Nanti pas new normal, kami akan padukan antara daring dan tatap muka. Dengan cara itu mahasiswa FK UNAIR akan lebih banyak mendapatkan hal-hal baru,” ungkap Soetojo.

Baca Juga: Pakar Epidemiologi Unair: PSBB Kedua Lebih Buruk daripada yang Pertama

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya