Plh Gubernur Jatim Salah Diksi saat Bacakan Sila Kelima di Harkitnas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Plh Gubernur Jawa Timur (Jatim), Bobby Soemiarsono menjadi inspektur Upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (20/5/2024). Saat memimpin upacara, Bobby salah ucap kata dalam sila kelima Pancasila.
Berdasarkan video yang ditayangkan di YouTube KOMINFO MMC, Bobby terlihat lancar ketika membacakan Pancasila, sila pertama hingga keempat. Namun, saat membacakan sila kelima, Pj Sekdaprov Jatim ini menyebut bahwa, sila tersebut berbunyi, Keadilan Sosial untuk Rakyat Indonesia.
"Lima, Keadilan sosial untuk rakyat Indonesia," kata Bobby sembari menyerahkan map merah kepada salah satu ajudannya. Padahal seharusnya berbunyi 'Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia".
1. Ajak generasi muda melek teknologi
Sementara dalam sambutannya, Bobby mengajak generasi muda menguasai teknologi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Menurutnya kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan sehari-hari dan menjadi peradaban saat ini. Perkembangan inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.
“Yang menguasai teknologi, maka akan menguasai peradaban. Penguasaan teknologi merupakan keniscayaan bagi kita. Untuk itu generasi muda Indonesia harus tampil sebagai penguasa teknologi, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
“Tak terbayangkan dalam tiga dekade yang lalu, kekuatan teknologi akan seperti hari ini, dimana semua seperti mendekat, terpampang didepan mata dan jarak sudah tidak lagi relevan,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Konflik Harta Gono-gini, Pemuda Meratakan Rumah Ibu Kandung di Malang
2. Peran teknologi
Seperti diketahui, adopsi teknologi digital menjadi salah satu penopang dalam pertumbuhan suatu bangsa, baik dalam aspek bisnis, sosial dan ekonomi. Tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79,5 persen dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga USD 1 triliun pada tahun 2030.
Oleh karena itu, Bobby berharap potensi ini mendukung percepatan transformasi digital sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk keluar dari middle-income trap.
“Perekonomian Indonesia harus tumbuh di kisaran 6 hingga 7 persen untuk dapatnya mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada tahun 2045,” harapnya.
3. Berpeluang menjadi negara maju
Bobby mengatakan, Indonesia memiliki potensi kekuatan yang siap merambah dunia dengan bonus demografinya, dimana 60 persen penduduk Indonesia dalam dua dekade menjadi tenaga usia produktif. Bahkan berpeluang menjadi negara maju dalam 10-15 tahun kedepan dengan memaksimalkan bonus demografi.
“Kita berada pada fase kedua kebangkitan, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang dicanangkan para pendiri bangsa. Hal ini selaras dengan tema Kebangkitan kedua menuju Indonesia Emas,” katanya
“Momen ini mesti ditangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa, seluruh potensi sumberdaya alam kita, bonus demografi kita dan potensi transformasi digital kita menjadi modal dasar menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Bobby.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Siapkan Festival Sambelan saat HJKS ke-732