Petani Porang di Jatim Butuh Pupuk Bersubsidi

Masa tanam porang cenderung lama, biayanya juga besar

Surabaya, IDN Times - Porang menjadi salah satu komoditas unggulan di Jawa Timur (Jatim). Selain benih, salah satu kebutuhan penting dalam penanaman porang ialah proses pemupukan. Tentunya pupuk yang berkualitas dan murah dibutuhkan petani.

1. Pupuk jadi penting untuk tanam porang

Petani Porang di Jatim Butuh Pupuk BersubsidiIlustrasi stok pupuk. (Dok. Kementan)

Salah satu milenial yang menjadi petani porang, Yuliarta Darma Suganda (26) membenarkan bahwa pupul jadi hal penting. Beruntungnya, ia terbantu dengan adanya program pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian (Kementan). Petani porang asal Desa Plandaan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang ini telah merasakan manfaatnya.

"Soalnya memang porang sendiri butuh nutrisi yang banyak untuk membesarkan umbinya, kalau kita pakai yang non subsidi ya pasti biaya lebih besar juga kan. Ada bantuan dari pemerintah itu sendiri sangat membantu saya menanam porang,"  ujar Ganda saat dihubungi, Selasa (21/9/2021).

2. Sempat merasakan beratnya tanam porang

Petani Porang di Jatim Butuh Pupuk BersubsidiGanda (kaus hitam) saat mengangkat pupuk bersama temannya. Dok. Istimewa

Ganda juga menceritakan, kalau sempat merasakan beratnya menanam porang. Apalagi untuk masa pertama tanam memakan waktu dua tahun untuk sekali panen. "Jadi memang saya karena masih belajar juga kalau pakai yang non subsidi itu habisnya pasti banyak, otomatis biaya untuk penanaman semakin banyak," katanya.

"Jadi memang kalahnya petani-petani porang itu di situ. Karena masa tanamannya lama, biayanya mahal akhirnya ketika panen keuntungannya tidak banyak. Dengan ada subsidi ini kan lebih menekan untuk biaya masa tanamannya itu," Ganda menjelaskan.

Baca Juga: Sudah Ada Pergub, Bibit Porang Tetap Langka

3. Sudah panen 3 ton porang

Petani Porang di Jatim Butuh Pupuk BersubsidiPorang Plandaan gagasan Ganda. Instagram @porang_plandaan

Lebih lanjut, Ganda sudah menanam porang selama empat tahun telah melakukan satu kali panen selama masa tanam tersebut. Dia mendapatkan hasil tiga tonuntuk umbi basah porang. Untuk harganya, porang sendiri masih naik turun kisaran untuk per kilogramnya sekitar Rp7.000 - Rp8.000.

"Tergantung kita masukkan di pabrik mananya, jadi harganya sekitar segitu," pungkas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo agar terus mengembangkan industri porang dari hulu hingga hilir di Indonesia. Nah, salah satu pengembangannya ialah dengan menyediakan pupuk bersubdisi.

Baca Juga: Ganda, Sarjana Pendidikan Ekonomi Unesa yang Pilih Jadi Petani Porang

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya