Perawat RSI A Yani Meninggal Dunia, Positif COVID-19

Dirawat selama 5 hari sebelum meninggal dunia

Surabaya, IDN Times - Seorang pejuang kesehatan kembali dilaporkan meninggal dunia di medan pandemik COVID-19, Rabu (1/7). Dia adalah Sulastri, perawat yang bertugas di Rumah Sakit Islam (RSI) A. Yani, Surabaya. Kabar duka ini dibenarkan oleh Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur (Jatim), Prof Nursalam MNurs.

"Keterangan meninggal akibat COVID-19," ujarnya kepada IDN Times.

1. Dirawat selama 5 hari sebelum meninggal dunia

Perawat RSI A Yani Meninggal Dunia, Positif COVID-19Ilustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Perempuan yang merupakan magister keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini meninggal setelah dirawat selama lima hari di RSI A. Yani Surabaya. Dia mengalami gejala terjangkit virus corona. Hasil pemeriksaan dan tes menujukkan dia terkonfirmasi positif COVID-19.

"26 Juni opname di RSI A Yani, meninggal tadi pukul 11.50 di Ruang ICU," kata Nursalam.

2. Sehari-hari bertugas di bagian rawat inap

Perawat RSI A Yani Meninggal Dunia, Positif COVID-19Ilustrasi perawat. Dok. IDN Times

Berdasarkan catatan IDN Times, Sulastri menjadi perawat Jatim yang kesepuluh, gugur akibat virus SARS CoV-2. Nursalam menyampaikan bahwa Sulastri merupakan perawat yang sehari-harinya bertugas di bagian rawat inap RSI A Yani.

"Tempat kerja dan bertugas di RSI A. Yani bagian Rawat Inap," tambah Guru Besar Keperawatan Unair ini.

Baca Juga: Ketua PPNI Jatim Ungkap Insentif Perawat Baru Cair 20 Persen

3. Perawat berpotensi tinggi terpapar COVID-19

Perawat RSI A Yani Meninggal Dunia, Positif COVID-19(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Tak lupa ucapan duka cita disampaikan PPNI Jatim atas meninggalnya Sulastri. Nursalam berharap ini menjadi yang terakhir. Meskipun potensi penularan COVID-19 terhadap perawat ialah paling tinggi dibandingkan profesi lain di bidang kesehatan.

"Perawat bekerja 24 Jam memenuhi kebutuhan pasien A sampai Z. Kalau profesi lain membantu semua tindakan mulai buang air besar dan kecil. Berarti risiko untuk tertular lebih tinggi. Ini bisa menjadi catatan," katanya.

Baca Juga: Risiko Tinggi Tertular COVID-19 Mengintai Perawat

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya