Menyasar Anak Muda, BNPT Akui Awasi Tren Hijrah

Banyak yang memahami hijrah secara sepotong

Surabaya, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengakui bahwa tren hijrah yang tengah marak di tengah generasi Millennials dan Z berpotensi ditunggangi narasi radikalisme. Sebab, narasi penghasutan itu mudah masuk ke anak muda yang sedang mencari jati diri, baru belajar agama bahkan galau.

1. Tren hijrah berpotensi ditunggangi kelompok radikal

Menyasar Anak Muda, BNPT Akui Awasi Tren HijrahIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Salah satu yang menjadi kewaspadaan BNPT adalah karena penyebaran tren hijrah kebanyakan melalui media sosial, bukan melalui pengajian di masjid. "Hijrahnya tidak kaffah (sempurna), kebanyakan lewat internet karena lebih gampang," ujar Kasi Bina Pemasyarakatan BNPT Letkol Setyo Pranowo dalam acara webinar bersama IDN Times Jatim, Rabu (13/5) petang.

"Mereka dapat bahan di internet, kemudian digosok orang yang salah, jadi seperti itu," dia menambahkan.

2. BNPT pantau ketat tren tersebut

Menyasar Anak Muda, BNPT Akui Awasi Tren HijrahPixabay/JESHOOT-com

Untuk itu, BNPT terus memantau gerakan hijrah yang sedang tren sekarang. Pihaknya tidak melarang selama tidak menyalahi aturan, misalnya menggelorakan narasi kebencian dan mengajak ke aliran radikalisme maupun terorisme.

"Kami pantau pasti, kami anggap (hijrah) energi positif maka kami ikuti. Kami arahkan detiap minggu keliling empat provinsi. Kami juga gelar lomba melibatkan anak muda dan perempuan, mengangkat duta damai dan ambassador," kata Setyo.

Baca Juga: Diskusi Tentang Hijrah di Dunia Teknologi, Lebih dari Sekadar Tren

3. Kampus juga menjadi obyek utama pemantauan BNPT

Menyasar Anak Muda, BNPT Akui Awasi Tren HijrahIlustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Sedangkan terkait sel radikalisme di perguruam tinggi, Setyo tidak menampik masih ada. Sel ini bergerak melalui kegiatan kemahasiswaan. Untuk mencegahnya, BNPT bekerjasama dengan perguruan tinggi.

"Kami sendiri lakukan pencegahan, mengajak ribuan diberi pencerahan. Karena dari kampus ini bibit bisa muncul. Banyak yang disusupi kegiatan kemahasiswaan. Kalau kajian lorong, di bawah pohon itu banyak. Ingat kejadian organisasi berubah bentuk afiliasinya lain," ungkap Setyo.

Baca Juga: Sore-Sore Berkah: Belajar Hijrah yang Benar

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya