Klaster-klaster COVID-19 di Surabaya, Mulai Pabrik hingga Sekolah

Berharap masyarakat lebih patuh terhadap aturan PSBB

Surabaya, IDN Times - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya sudah memasuki hari ke-13. Karena tak kunjung menunjukkan tren penurunan kasus positif COVID-19, maka penerapan kebijakan ini akan diperpanjang hingga 25 Mei mendatang. Ternyata, ada beberapa klaster yang membuat angka kasus COVID-19 di Surabaya terus melejit.

1. Ada klaster pabrik rokok, pasar, sekolah, hingga komunitas

Klaster-klaster COVID-19 di Surabaya, Mulai Pabrik hingga SekolahIlustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Beberapa klaster penularan COVID-19 di Kota Pahlawan telah terindentifikasi. Tim tracing melacak setidaknya ada empat klaster besar di Surabaya. Antara lain klaster pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk di Rungkut, klaster sekolah di Menanggal, klaster komunitas, dan klaster pasar.

"Ya ada beberapa klaster itu di Surabaya," ujar Ketua Rumpun Tracing Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur (Jatim) dr. Kohar Hari Santoso.

2. Terbanyak dari klaster pabrik rokok

Klaster-klaster COVID-19 di Surabaya, Mulai Pabrik hingga Sekolahinstagram.com/idntimes

Dari sekian klaster itu, penyumbang kasus terbanyak ialah klaster pabrik rokok. Terbukti, pada Sabtu (9/5), 75 kasus baru di Surabaya sebagian besar merupakan para pekerja pabrik yang teridentifikasi positif virus SARS CoV-2.

"Data hari ini begitu (terbanyak dari klaster pabrik rokok," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Jatim ini.

Baca Juga: [BREAKING]  PSBB Surabaya Raya Resmi Diperpanjang Sampai 25 Mei 2020

3. PSBB secara ketat jadi salah satu cara menekan angka penularan

Klaster-klaster COVID-19 di Surabaya, Mulai Pabrik hingga SekolahIlustrasi PSBB Surabaya Raya. IDN Times/Mia Amalia

Untuk menekan angka kasus di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, lanjut Kohar, perlu adanya kesadaran bersama di elemen masyarakat. Serta pengetatan secara aturan, agar PSBB jilid II bisa terlaksana secara efektif.

"Upaya PSBB betul-betul konsisten harus kita lakukan, elemen masyarakat gotong royong bersama-sama tanggulangi COVID-19. Ini kerja bersama," ucapnya.

"Ada yang perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa patuh, misalnya lebih ketat lagi," dia menambahkan.

4. Medis diminta tracing masif dan pemeriksaan agresif

Klaster-klaster COVID-19 di Surabaya, Mulai Pabrik hingga SekolahIlustrasi tenaga medis sebagai garda terdepan menghadapi pasien positif COVID-19. (IDN Times/Candra Irawan)

Terkait penanganan secara medis, Kohar mengakui bahwa Satuan Gugus Tugas di daerah sudah mendapatkan arahan dari Presiden Joko 'Jokowi' Widodo. Seperti halnya pelacakan secara masif dan pemeriksaan lebih agresif.

"Sayangnya lab kita gak nututi percepatannya, maka ya (dianjurkan) isolasi yang ketat, itu bisa mandiri, isolasi berupa selter-selter seperti tempat isolasi di (kantor) BPSDM atau isolasi di rumah sakit," kata dia.

Baca Juga: Dua Klaster Baru COVID-19 Berpotensi Muncul di Kabupaten Pasuruan

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya