Kabar Baik! Vaksin Mandiri untuk Tangani PMK Diluncurkan Agustus

Indonesia pernah membuat vaksin PMK tahun 1986

Surabaya, IDN Times - Pusat Veterenir Farma (Pusvetma) Surabaya menggeber pembuatan vaksin untuk wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Vaksin yang dibikin secara mandiri ini diharapkan dapat membantu Indonesia lepas dari wabah PMK. Sebab, sekarang ini wabah sudah sangat menyebar.

1. Vaksin mandiri rencananya diluncurkan Agustus

Kabar Baik! Vaksin Mandiri untuk Tangani PMK Diluncurkan AgustusPenanganan hewan ternak sapi di sejumlah daerah di Jatim. dok. Humas Pemprov Jatim.

Kepala Pusvetma Surabaya, Edy Budi Susila mengatakan bahwa vaksin mandiri akan diluncurkan pada akhir Agustus. Sekarang ini semuanya masih dalam proses. Pihaknya mengaku perlu waktu, meski sudah berpengalaman dalam pembuatan vaksin PMK.

"Untuk vaksin yang mandiri ini akan diluncurkan pada akhir Agustus. Karena memang proses pembuatannya membutuhkan waktu yang panjang. Terkait pembiayaan sudah ada dari APBN,” ujarnya.

Baca Juga: 100 Ribu Lebih Sapi di Jatim Kena PMK, Vaksin Dijatah 360 Ribu Dosis

2. Vakum bikin vaksin sejak 1990

Kabar Baik! Vaksin Mandiri untuk Tangani PMK Diluncurkan AgustusIlustrasi pengecekan sapi perah terhadap penyakit mulut dan kuku. (IDN Times/Nofika Dian Nugroho)

Edy menambahkan, vaksin mandiri pernah dibuat untuk PMK tahun 1986. Kemudian tahun yang sama Kementerian Pertanian mendeklarasikan bahwa Indonesia sudah bebas PMK. "Dari deklarasi Kementan tersebut kita ajukan kepada lembaga kesehatan hewan dunia, ini membutuhkan waktu 4 tahun untuk mengevaluasi," katanya.

"Sehingga Indonesia dinyatakan bebas PMK tahun 1990,” dia menambahkan. Sejak dinyatakan bebas dari PMK ini, Pusvetma sudah tidak lagi memproduksi vaksin. Menurutnya untuk memproduksi vaksin mandiri  ini membutuhkan waktu yang lama.

“Dan peralatan yang digunakan untuk membuat vaksin mandiri pada wabah PMK tahun 80-an itu sudah tidak bisa digunakan lagi saat ini,” katanya.

3. Vaksin jadi kebutuhan mendesak peternak

Kabar Baik! Vaksin Mandiri untuk Tangani PMK Diluncurkan AgustusIlustrasi sapi. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Vaksin PMK menjadi kebutuhan mendesak bagi para peternak. Hal itu diungkap oleh anggota Komisi B DPRD Jawa Timur Agatha Retnosari. Dia kurang lega dengan alokasi vaksin yang hanya 360.000 dosis. Hanya saja menurutnya untuk mendatangkan vaksin impor ini juga tidak bisa langsung. “Dan untuk vaksin mandiri ini prosesnya juga lama dan tidak bisa dimajukan,” ungkapnya.

Politisi PDIP ini menegaskan agar Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera mengeluarkan dana darurat  atau belanja tidak terduga (BTT). "Ini harus segera cair untuk membantu para peternak. selain itu harus ada edukasi terhadap para peternak terkait vaksinasi," kata dia.

"Karena setelah divaksin biasanya sapi akan diberi tanda pada telinganya, nah inilah yang membuat peternak enggan karena berpengaruh terhadap harga jual. Karena biasanya sapi yang ditindik itu kan identik dengan sapi bantuan, nah inilah yang harus kita edukasi,” pungkasnya.

Baca Juga: 87 Ribu Sapi Jatim Terjangkit PMK, Pemprov Butuh Belanja Tak Terduga

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya