JK: Dalam Waktu Seminggu Kasus COVID-19 Jatim Berpotensi Lampaui DKI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (JK) menyebut kasus COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) berpotensi bisa mengungguli DKI Jakarta dalam waktu dekat. Pernyataan itu berdasarkan pengumuman beberapa hari terakhir bahwa kasus terkonfirmasi positif virus SARS CoV-2 di Jatim tertinggi nasional.
1. Penambahan kasus harian di Jatim disebut lebih banyak dari Jakarta
Sekarang saja, berdasarkan data Gugus Tugas Jatim total terkonfirmasi positif COVID-19 di Jatim mencapai 8.290 kasus. Dari jumlah itu separuh kasus di Surabaya dengan 4.181 positif virus corona. Sedangkan berdasarkan data Gugus Tugas Pusat, DKI Jakarta 9.222 kasus.
"Tiap hari ada perbedaan 150 (kasus) rata-rata, lebih tinggi Jawa Timur," ujar JK ketika kunjungan ke Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (17/6).
2. Diprediksi seminggu ke depan bisa ungguli Jakarta
Apabila penambahan tersebu terus berlangsung dalam satu pekan ke depan, mantan Wakil Presiden (Wapres) ini memprediksi Jatim akan mengkudeta DKI Jakarta di posisi terbanyak dalam kasus positif COVID-19. Sebab, JK menilai pelandaian kasus mulai ditunjukkan oleh Jakarta.
"Dalam waktu seminggu kalau itu berlangsung terus, Jawa Timur bisa lebih tinggi dari pada Jakarta. Jakarta mulai cenderung stabil turun, ini (Jatim) naik," kata dia.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Tidak Boleh Mudik Tapi Transportasi Dibuka
3. Perlu langkah sistematik dan koordinasi untuk tekan angka penularan
Agar prediksi ini meleset atau tidak terjadi, JK berharap ada upaya lebih keras dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Gugus Tugasnya. Tak lupa dia mengingatkan kepada semua elemen masyarakat supaya ikut mencegah penularan virus corona ini.
"Karena itu kita harus bersama-sama mencegah itu. Gubernur bekerja luar biasa, wali kota bekerja keras. Tapi perlu sistematik, terkoordinasi," ucapnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Segitiga Virus Corona dan Prioritas Nyawa di Atas Ekonomi