Hari Raya Nyepi 1941 Saka Angkat Tema Pemilu, Ini Alasannya

Tema yang mengandung harapan umat Hindu

Surabaya, IDN Times - Di tengah semaraknya pawai ogoh-ogoh, rupanya Hari Raya Nyepi 1941 Saka/2019 memiliki tema yang menarik. Tema tahun ini yakni, "Dengan Catur Brata Penyepian Sukseskan Pemilu 2019". Tema ini tentunya mengandung harapan dari para umat Hindu.

1. Ingin pemilu damai

Hari Raya Nyepi 1941 Saka Angkat Tema Pemilu, Ini AlasannyaIDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Sabha Walaka Parisada Pusat, Nyoman Sutantra mengatakan tema tersebut ialah semangat para umat untuk menyukseskan Pemilu 2019. "Pesan utamanya adalah Dharma Santi Dharma artinya kebajikan di hati kita, supaya bisa hidup rukun damai sehingga Pemilu 2019 bisa menjadi Pemilu damai," ujarnya, Rabu (6/3).

2. Wujudkan keharmonisan

Hari Raya Nyepi 1941 Saka Angkat Tema Pemilu, Ini AlasannyaIDN Times/Ardiansyah Fajar

Nyoman menambahkan, damai itu bisa diwujudkan jika semua umat saling harmonis. Maka dari itu, ia menekankan dalam Hari Raya Nyepi tahun ini untuk menerapkan kehidupan harmonis. "Karena itu kan selalu kita sucikan pikiran, dengan keharmonisan dan kebijaksanaan kemudian sucikan perkataan kita dengan kesantunan dan perbuatan kita, dengan baik kebaikan dan keadilan," paparnya.

3. Nilai persatuan yang utama

Hari Raya Nyepi 1941 Saka Angkat Tema Pemilu, Ini AlasannyaIDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Lebih lanjut, menurut Nyoman, tidak ada negara yang lebih beragam selain Indonesia. Dia pun menilai, persatuan di Indonesia menjadi yang utama untuk menjaga keberagaman di tengah kontestasi Pemilu 2019. "Coba saja negara orang lain, apa punya kekayaan seperti Indonesia, luar biasa, orangnya juga jago-jago pinter, kalau itu bersatu semua, seperti Sumpah Palapa sumpahnya Gajah Mada, kita satu dan bersatu demi kebesaran Nusantara," kata Nyoman.

4. Kepentingan negara yang utama

Hari Raya Nyepi 1941 Saka Angkat Tema Pemilu, Ini AlasannyaIDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Kalau bersatu untuk Indonesia, lanjut Nyoman, maka kepentingan negara menjadi yang utama. Sementara saat ini kepentingan kelompok menjadi yang utama. "Pancasila itu Bhinneka Tunggal Ika, kita berbeda tapi satu bangsa Indonesia Tanah Air Indonesia," pungkasnya.

Baca Juga: Nyepi, Umat Islam dan Kristen di Desa Balun Ikut Bikin Ogoh-ogoh

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya