Dosen Unesa Manfaatkan Kodular untuk Mengajar

Agar mengajar lebih interaktif

Surabaya, IDN Times - Digitalisasi menuntut dunia pendidikan untuk terus berbenah. Tenaga pendidik diminta untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif. Sehingga anak didik lebih semangat dan menangkap materi pelajaran dengan cepat.

Namun sayangnya, ada guru yang membuat bahan ajar belum semua disesuaikan dengan silabus pengembangan kurikulum yang ada. Sehingga bahan ajar yang digunakan masih dianggap kurang interaktif. Seperti yang ditemukan Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di SMK Tunas Wijaya Surabaya.

1. Berikan pengembangan bahan ajar berbasis kodular

Dosen Unesa Manfaatkan Kodular untuk MengajarDosen Unesa saat berikan pengajaran inovasi pembelajaran berbasis kodular. Dok. Tim PKM Unesa.

Berangkat dari permasalahan ini, empat dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran (PAP) Fakuktas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unesa, Durinda Puspasari, Ruri Nurul Aeni Wulandari, Novi Trisnawati dan Madziatul Churiyah tergerak memberikan pelatihan kepada guru Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) SMK Tunas Wijaya Surabaya.

"Bahan ajar interaktif yang diberikan adalah pengembangan bahan ajar berbasis kodular," ujar salah satu dosen, Durinda kepada IDN Times, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga: Unesa Bakal Jadi Tempat Seleksi Atlet, Menpora: Sudah Siap   

2. Pengembangan ini memanfaatkan ponsel pintar

Dosen Unesa Manfaatkan Kodular untuk MengajarDok. Pribadi

Rinda--sapaan karibnya- menjelaskan bahwa pengembangan bahan ajar berbasis kodular sendiri ditawarkan karena android akan membuat bahan ajar lebih mudah diakses. Kodular merupakan situs web, yang menyediakan tools untuk membuat aplikasi android dengan konsep drag-drop block programming.

"Pengembang aplikasi android juga perlu alat pengembang yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang dalam pembuatannya," kata dia.

3. Mendapat respons positif dari peserta

Dosen Unesa Manfaatkan Kodular untuk MengajarDosen Unesa saat berikan pengajaran inovasi pembelajaran berbasis kodular. Dok. Tim PKM Unesa.

Pelaksanaan kegiatan empat dosen yang tergabung dalam Tim PKM ini, lanjut Rinda, mendapatkan respons sangat baik. Berdasarkan data angket respons, segi kualitas paparan awal program sebesar 50 persen menyatakan baik, kesesuaian materi dengan tujuan sebesar 65 persen menyatakan sangat baik, tingkat kemudahan materi sebesar 45 persen menyatakan baik, kualitas urutan penyajian sebesar 67 persen menyatakan sangat baik.

Kemudian kecukupan latihan dalam materi sebesar 53 persen menyatakan sangat baik, kesempatan dalam mendapatkan umpan balik sebesar 50 persen menyatakan sangat baik, kesempatan meningkatkan skill sebesar 70 persen menyatakan sangat baik.

Kompeten di bidang presentasi di forum ilmiah sebesar 53 persen menyatakan baik, efisiensi dalam menjelaskan konsep materi sebesar 69 persen menyatakan sangat baik, gaya bahasa yang komunikatif sebesar 63 persen menyatakan sangat baik, menyenangkan dalam menyampaikan materi sebesar 71 persen menyatakan sangat baik.

Ketepatan waktu sebesar 50 persen menyatakan baik, memberikan cukup waktu untuk latihan sebesar 50 persen menyatakan sangat baik, memberikan umpan balik sebesar 53 persen menyatakan sangat baik, layanan panitia sebesar 82 persen menyatakan sangat baik dan fasilitas dalam pelatihan sebesar 88 persen menyatakan sangat baik.

"Berdasarkan respons peserta pelatihan yang diambil dari hasil angket, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan ini direspon positif oleh peserta pelatihan," pungkasnya.

Baca Juga: Dosen Unesa, Kuliah Sambil Jadi Relawan Pengungsi Ukraina di Polandia

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya