Dishub Jatim Larang Pegawainya Melakukan Perjalanan Dinas ke Madura

Pegawai di Madura diminta WFH

Surabaya, IDN Times - Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur (Jatim) menerbitkan Nota Dinas perihal larangan untuk melakukan perjalanan dinas ke Madura bagi para pegawainya. Peringatan ini dikeluarkan menyusul adanya lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura.

1. Tegaskan surat untuk internal Dishub Jatim, antisipasi COVID-19 Bangkalan

Dishub Jatim Larang Pegawainya Melakukan Perjalanan Dinas ke MaduraIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Nota Dinas yang ditandatangani oleh Sekretaris Dishub Jatim, Luhur Prihadi Eka itu dibenarkan oleh Kepala Dishub Jatim, Nyono. Menurutnya terbitnya surat internal tersebut untuk mengurangi mobilitas manusia. Sehingga bisa menekan penyebaran COVID-19.

"Sehubungan dengan meningkatnya kasus Covid-19 di wilayah Bangkalan, Pulau Madura, maka diberitahukan kepada Saudara dan seluruh staf yang berdomisili di Pulau Madura terhitung mulai tanggal 07 Juni 2021 sampai dengan tanggal 21 Juni 2021 untuk melaksanakan bekerja dari rumah / Work From Home (WFH) serta bagi Pegawai yang berdomisili di luar wilayah Pulau Madura untuk tidak melaksanakan bepergian dan Dinas Luar ke wilayah Pulau Madura," tulis pernyataan itu.

"Sudah jelas tertulis untuk internal saja. Bukan untuk umum. Itu yang perlu ditegaskan. Jadi ASN Dishub Jatim yang tinggal di Madura, cukup WFH saja. Lalu untuk selain itu pegawai Dishub Jatim dilarang melakukan perjalanan dinas ke Madura," ujar Nyono, Rabu (9/6/2021).

2. Lonjakan COVID-19 Bangkalan karena tidak patuh prokes

Dishub Jatim Larang Pegawainya Melakukan Perjalanan Dinas ke MaduraKepala Dinkes Jatim, dr. Herlin Ferliana. IDN Times/Dok. Istimewa

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Herlin Ferliana mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Bangkalan disebabkan masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan khususnya menggunakan masker. Masyarakat di sana juga tidak mau dirujuk ke rumah sakit yang ada di Surabaya.

"Padahal merujuk pasien ke rumah sakit lain merupakan hal biasa. Selain karena kapasitas rumah sakit setempat penuh juga  rumah sakit daerah lain (Surabaya) memiliki fasilitas yang lebih baik adalah untuk menyelamatkan nyawa," katanya.

Maka, lanjut Herlin, pihaknya mengambil langkah dengan menambah kapasitas tempat tidur atau bed di RSUD Bangkalan.

Baca Juga: Kepala BNPB Turun Langsung Pantau Kondisi COVID-19 Bangkalan

3. Banyak yang masih takut swab dan isolasi

Dishub Jatim Larang Pegawainya Melakukan Perjalanan Dinas ke MaduraIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Selain tidak patuh prokes, temuan dinkes di lapangan bahwa masyarakat di Bangkalan takut melakukan tes swab. Terlebih, jika hasil swab nantinya ketahuan positif COVID-19 banyak masyarakat yang takut diisolasi. Padahal isolasi adalah protokol penangananan pandemik paling mudah dan cepat.

"Sebenarnya tidak susah penanganan di Madura. Insyaallah tidak susah. Cuma karena kami melacak seseorang positif butuh data. Kamu pernah ke mana, kontak dengan siapa, dan lainnya," tutur dia.

"Yang agak sulit itu meminta mereka jalani tes usap. Mereka sulit sekali. Mungkin mereka takut diisolasi. Padahal dengan dilakukan tes usap itu kita akan tahu bahwa dirinya itu positif. Tak apa-apa diisolasi. Karena akan melindungi keluarga, sahabat dan adik-adiknya, supaya tidak tertular," pungkasnya.

Baca Juga: COVID-19 Bangkalan: 190 Kasus Aktif, BOR Capai 84 Persen 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya