Digelar di 17 Lokasi, Rukyatul Hilal Terapkan Protokol Kesehatan

Maksimal ada 9 petugas yang berkumpul di tempat rukyah

Surabaya, IDN Times - Berdasarkan metode hisab, awal Bulan Ramadan 1441 hijriah akan jatuh pada Jumat (24/4). Mesti begitu, PWNU Jawa Timur (Jatim) melalui Lembaga Falakiyah masih akan memastikannya kembali melalui metode rukyatul hilal atau melihat bulan dan menunggu hasil sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag).

"Saya berharap umat Islam dalam mengawali Ramadan tetap menunggu keputusan Pemerintah dalam sidang isbat yang didasarkan atas hasil Rukyatul Hilal dan hisab," ujar Shofiyulloh tertulis, Kamis (23/4). Lantaran kegiatan ini dilaksanakan di tengah pandemik , panitia akan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

1. Ada 17 titik rukyatul hilal

Digelar di 17 Lokasi, Rukyatul Hilal Terapkan Protokol KesehatanIlustrasi kegiatan rukyatulhilal (Dok. RRI)

Di Jawa Timur, PW LFNU akan menggelar rukyatul hilal di 17 titik. Titik-titik itu antara lain, Balai Rukyat NU Condrodipo Gresik, POB Masjid Denanyar Jombang, Observatorium Jokotole IAIN Madura Pamekasan, Balai Rukyat Ibnu Syatir, PP Al Islam, Joresan Ponorogo, Tulung Saradan Madiun dan Banaran Geger Madiun.

Kemudian Gumuk Klasi Indah Banyuwangi, Ponpes Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, Masjid Agung At Taqwa Bondowoso, Pucuk Pelangi Gunung Gede Wonotirto Blitar, Bukit Banjarsari Blitar, Pantai Kalbut Situbondo, Lokasi: MAN 3 Kediri, Tanjungkodok Lamongan, Kantor Pemkab Malang jalan Panji Kepanjen Malang Kantor PCNU Mojokerto dan Menara Rukyatul hilal Tuban.

"NU Jatim akan melakukan pemantauan hilal di 17 titik di seluruh Jawa Timur," kata Gus Shofi sapaan akrabnya.

2. Rukyatul hilal gunakan protokol kesehatan

Digelar di 17 Lokasi, Rukyatul Hilal Terapkan Protokol Kesehatanfreepik.com

Akan tetapi, rukyatul hilal tahun ini sedikit berbeda. Lantaran COVID-19 masih merebak, NU Jatim pun mewajibkan protokol kesehatan pada saat memantau bulan pertama Ramadan 1441 hijriah. Beberapa di antaranya tidak diperbolehkan menggelarnya lintas kabupaten/kota.

"Artinya pelaksanaan rukaytul hilal dan petugasnya harus daerah tersebut bukan luar daerah," ucap Gus Shofi.

Kemudian lokasi rukyatul hilal harus didesinfeksi terlebih dahulu dan dilengkapi cuci tangan atau hand sanitizer. Jumlah petugas di lokasi tersebut maksimal sembilan orang yang terdiri atas operator instrumen, petugas sekretariat dan hakim. Ketua Tim wajib mendata nama petugas yang akan melaksanakan rukyatul hilal.

"Itu ada syaratnya, petugas diprioritaskan berusia di bawah 50 tahun, dalam kondisi sehat, tidak menderita penyakit penyerta seperti diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, gangguan pernafasan dan kanker," dia menjelaskan.

Baca Juga: Gelontorkan Rp14 Miliar, Lamongan Bakal Bangun Menara Rukyatul Hilal

3. Petugas yang diterjunkan dicek kesehatannya dulu

Digelar di 17 Lokasi, Rukyatul Hilal Terapkan Protokol KesehatanIlustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Lebih lanjut, petugas yang ditunjuk untuk rukyatul hilal seminggu sebelumnya telah dicek kesehatannnya secara klinis. Terkait gejala yang menyerupai COVID-19, seperti demam, batuk, flu hingga sesak nafas. "Pada hari pelaksanaan, harus melaksanakan pengecekan kesehatan sekali lagi," Gus Shofi menegaskan

"Seluruh petugas yang lolos pengecekan harus mengenakan masker sejak saat berangkat ke lokasi rukyat," dia menambahkan.

Lokasi rukyat bersifat tertutup sehingga tidak diperkenankan ada undangan maupun nonundangan boleh masuk. Lokasi rukyat dijaga oleh Banser yang mengenakan masker. Satu orang petugas hanya menangani satu instrumen. "Maksudnya satu teleskop ditangani satu orang, satu laptop ditangani oleh satu orang yang lain," ucapnya.

Melaksanakan jaga jarak minimal satu meter antara setiap orang. Sebelum dan sesudahnya instrumen yang digunakan untuk rukyatul hilal diusahakan dilap dengan kain yang telah dibasahi cairan sabun.

Baca Juga: Cara Pemantauan Hilal Awal Ramadan di Aceh di Tengah Wabah COVID-19

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya