Cerita Jatuh Bangun Djaelani, Kuli Asal Madiun yang Bisa Naik Haji 

Nabung puluhan tahun agar bisa ke Tanah Suci

Surabaya, IDN Times - Berprofesi seorang kuli tidak menyurutkan tekad Mohammad Djaelani untuk menunaikan ibadah haji. Lewat usaha dan doa, keinganan Calon Jemaah Haji (CJH) kloter 7 asal Saradan, Madiun ini pun terwujud tahun ini.

1. Jadi kuli sejak 1980 untuk hidup dan ditabung

Cerita Jatuh Bangun Djaelani, Kuli Asal Madiun yang Bisa Naik Haji CJH kloter 7 asal Madiun, Mohammad Djaelani. Dok. PPIH Embarkasi Surabaya.

Untuk dapat mewujudkan impiannya ke Tanah Suci, Djaelani mengumpulkan rupiah demi rupiah melalui tetesan keringatnya sebagai seorang kuli bangunan sejak tahun 1980. "Saya ini orang miskin, tidak ada bayangan saat itu untuk bisa naik haji," ujarnya saat di Asrama Haji Surabaya.

"Wong buat makan aja saya mesti susah payah jadi kuli bangunan," dia menambahkan.

Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, sekitar tahun 2007 uang Djaelani pun terkumpul sebanyak Rp5 juta. Uang itu langsung dibelikan seekor sapi. Dua tahun berlalu, sapinya dijual seharga Rp8 juta. Uang tersebut dibelikan tanah seharga Rp10 juta.

"Karena uang saya kurang Rp2 juta, saya mencari pinjaman bank untuk menutupi kekurangannya," kata dia.

2. Sapi dijual dibelikan tanah, kemudian tanah dijual dibuat daftar haji

Cerita Jatuh Bangun Djaelani, Kuli Asal Madiun yang Bisa Naik Haji CJH kloter 7 asal Madiun, Mohammad Djaelani. Dok. PPIH Embarkasi Surabaya.

Di saat itu, keinginannya pergi haji pun makin membuncah. Ia bernadzar dalam hati, bila ada yang mau membeli tanahnya, maka uangnya akan ia gunakan untuk daftar haji. Ternyata keinginan kuat Djaelani dikabulkan.
Ada seseorang membeli tanahnya Rp25 juta.

"Tanah saya, yang harganya 10 juta, tidak pake ditawar langsung dibeli seharga Rp25 juta. Alhamdulillah, uangnya pas buat daftar haji," ungkap Djaelani terharu.

Baca Juga: Duh! Jemaah Haji Bojonegoro Ada yang Bawa Pancing

3. Semua biaya haji lunas meski sapi harus terjual

Cerita Jatuh Bangun Djaelani, Kuli Asal Madiun yang Bisa Naik Haji Ilustrasi Suasana Haji (IDN Times/Umi Kalsum)

Setelah itu, keberuntungan pun berpihak padanya. Seorang nadzir desa menawarinya untuk membantu tugas modin desa dalam mengurus jenazah. Ia lakoni tugas tersebut dengan tetap menjalani pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

"Jadi modin ngurus jenazah, ya kerja seikhlasnya, bayaran seikhlasnya dari Gusti Allah. Saya juga masih tetap kerja bangunan," tutur ia.

Djaelani pun tak menutup mata untuk biaya pelunasan hajinya. Ia pun kembali menabung untuk membeli sapi lagi. "Alhamdulillah, saya bisa melunasi biaya haji saya dari jualan sapi lagi. Sekarang sapi saya sudah habis," katanya.

Tapi Djaelani tak mempermasalahkan. Pria berusia 62 tahun ini sangat senang karena bisa pergi haji. "InsyaAllah kalau niat kita sudah bulat, Allah akan bukakan jalan dari pintu mana saja, bahkan yang tidak terduga sekalipun," pungkasnya.

Baca Juga: Mau Nyambel di Arab, Jemaah Haji Lamongan Bawa Cobek

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya