Akibat Pandemik COVID-19, Penduduk Miskin di Jatim Meningkat

Ada 4,58 juta warga tergolong miskin

Surabaya, IDN Times - Pandemik COVID-19 rupanya mengakibatkan peningkatan penduduk miskin di Jawa Timur (Jatim). Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) sebesar 11,46 persen dari total populasi pada September 2020. Meningkat 1,26 persen dari 2019.

Sebenarnya, tren kemiskinan Jatim sudah mengalami penurunan sejak 2011-2019. Jika pada 2011 lalu mencapai 13,85 persen dari total populasi, maka 2019 turun di 10,20 persen. Nah sampai September 2020 sebesar 11,46 persen atau setara 4,58 juta jiwa penduduk miskin.

1. Penurunan aktivitas ekonomi jadi penyebab

Akibat Pandemik COVID-19, Penduduk Miskin di Jatim MeningkatIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan penduduk miskin. Salah satunya ialah penurunan aktivitas ekonomi. Penurunan ini diketahui dari pantauan satelit BPS yang dilakukan tiap malam hari selama Maret-September 2020. Pantauan ini mengukur intensitas cahaya.

"Berdasarkan pantauan satelit ini, aktivitas ekonomi di Jatim pada Maret 2020 masih lebih baik dibandingkan September 2020. Intensitas cahaya pada bulan September menurun dibandingkan Maret," ujarnya saat konferensi pers daring, Senin (15/2/2021).

2. Faktor yang mempengaruhi lainnya ialah mobilitas penduduk rendah

Akibat Pandemik COVID-19, Penduduk Miskin di Jatim MeningkatIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain penurunan aktivitas ekonomi, kata Dadang, penurunan mobilitas penduduk menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi. Selama Maret-September, masyarakat lebih banyak di rumah. Penurunan mobilitas penduduk tertinggi di sejumlah tempat di Jatim terjadi pada April.

Penurunan mobilitas terjadi di tempat perdagangan ritel dan hiburan, tempat belanja kebutuhan sehari-hari dan taman. Sementara di tempat transit dan tempat kerja, penurunan mobilitas penduduk tertinggi terjadi pada bulan Mei.

"Persoalan kemiskinan bukan sekadar berapa jumlah penduduk miskin dan presentasenya. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan itu," jelas dia.

Baca Juga: Tim Wantannas Lakukan Kajian Pengelolaan Data Kemiskinan di Banyuwangi

3. Indeks kedalaman kemiskinan Jatim naik sejak Maret ke September 2020

Akibat Pandemik COVID-19, Penduduk Miskin di Jatim MeningkatIlustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, jika ditinjau secara indeks kedalaman, kemiskinan di Jatim meningkat dari 1.818 pada Maret 2020 menjadi 1.970 pada September 2020. "Keparahan kemiskinan juga naik dari 0,430 jadi 0,529 di periode yang sama," pungkas Dadang.

Baca Juga: Batas Miskin Jakarta Rp3,9 Juta per Bulan, Apa itu Garis Kemiskinan?

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya