Ahli Geologi ITS Beberkan Penyebab Amblesnya Jalan Raya Gubeng
IDN Times/Ardiansyah Fajar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Ahli Geologi Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Wahyu P Kuswanda, menyebut amblesnya Jalan Raya Gubeng, Surabaya, pada Selasa (18/12) malam akibat adanya pekerjaan galian dalam untuk basement di seberang Jalan Gubeng.
Mulanya, salah satu sisi sudah mengalami kelongsoran. "Mengakibatkan Jalan Raya Gubeng dan sebagian halaman BNI bergerak longsor ke arah galian," ujarnya di lokasi, Rabu (19/12).
Baca Juga: Jalan Gubeng Ambles, BNPB Imbau Izin Pembangunan Gedung Dievaluasi
1. Penyebab utama galian basement
IDN Times/Ardiansyah FajarWahyu mengatakan penyebab utama adalah dinding penahan tanah di pembangunan basement tidak kuat. "Jadi kita mestinya mempunyai metode pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga apapun kondisinya galian yang kita buat itu aman," katanya.
2. Harusnya ada dinding penahan baja atau beton
IDN Times/Ardiansyah FajarWahyu menambahkan, seharusnya dinding penahan terbuat dari baja atau beton. Dia heran dengan kejadian ini, karena engineer seharusnya bisa mempertimbangkan semuanya.
"Bahkan mempertimbangkan adanya perubahan parameter tanah, tanah itu setelah hujan berubah dan itu yang di dalam desain biasanya diperhitungkan risiko yang paling buruk," katanya.
3. Kurang memperhatikan instrumen geoteknik
IDN Times/Ardiansyah FajarSaat ditanya apakah dalam hal ini kontraktor bekerja asal-asalan, Wahyu menjawab tidak ingin menghakimi siapapun. Dia mengakui kalau memang dalam proses galian banyak yang lupa jika harus menjamin keamanannya.
"Keamanan itu baik mengalami perubahan beban maupun perubahan karakteristik tanah. Oleh sebab itu, mestinya dipasang namanya instrumen geoteknik untuk mengetahui pergerakan lateral, perubahan tekanan air pori, tingkat kejenuhan air dan lain-lain," jelasnya.
4. Instrumen geoteknik jadi early warning system
IDN Times/Ardiansyah FajarInstrumen geoteknik, lanjut Wahyu, merupakan sistem peringatan dini atau early warning system. "Dengan begitu, dindingnya geser satu mili saja kita sudah tahu. Kalau ada early warning system kita sudah segera bisa melakukan antisipasi," lanjutnya.
5. Kontur tanah di Surabaya gembur
IDN Times/Ardiansyah FajarWahyu membeberkan bahwa kontur tanah di Surabaya rata-rata berasal dari endapan Sungai Brantas yang cenderung gembur dan membuat tanahnya mudah longsor.
"Seharusnya teknisi proyek itu sudah lebih mengetahui kontur tanahnya untuk mengantisipasi amblesnya tanah tersebut. Sebab tanah di Surabaya rata-rata endapan Sungai Brantas," pungkasnya.
Baca Juga: Jalan Gubeng Ambles Akibat Proyek? Begini Penjelasan RS Siloam
