Ada Ratusan Kasus Subvarian Omicron BA.5 di Jatim

Ayo rek sing rung booster

Surabaya, IDN Times - COVID-19 subvarian baru telah terdeteksi masuk ke Jawa Timur (Jatim). Sejumlah sampel yang diambil dari beberapa pasien positif pun terkonfirmasi ada subvarian tersebut. Diketahui ada subvarian Omicron BA.5, BA.4 dan BA.2.

1. Subvarian Omicron baru capai ratusan kasus

Ada Ratusan Kasus Subvarian Omicron BA.5 di JatimRekapitulasi pemeriksaan Whole Genome Sequencing SARS Cov-2 Juli 2022

Juri bicara Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, dr. Makhyan Jibril Al-Farabi bilang, hasil Whole Genome Sequencing (WGS) selama Juli ini ditemukan sebanyak 114 sampel positif COVID-19 subvarian Omicron BA.5. Kemudian 37 sampel positif COVID-19 subvarian Omicron BA.2.

"Selain itu subvarian BA.4 ditemukan 14 sampel,” ujarnya.

2. Subvarian lama masih ditemukan, kasus di Jatim alami lonjakan

Ada Ratusan Kasus Subvarian Omicron BA.5 di JatimJuru Bicara Satgas COVID-19 Jatim dr Makhyan Jibril. IDN Times/ Dok. Istimewa

Kendati ada subvarian tersebut, Jibril menyebut kalau masih ada sampel pasien yang terjangkit COVID-19 Omicron B.1.1.529 dan B.1.1. Namun, dia tidak merinci jumlah pasien yang terpapar varian ini. Yang jelas data Satgas COVID-19 Jatim ada lonjakan kasus pada Selasa (19/7/2022).

Berdasarkan data yang diterima IDN Times, dalam sehari ada 334 kasus baru pada Selasa kemarin. Tambahan ini membuat kasus aktif di Jatim menjadi 564 kasus. Tiga kasus aktif terbanyak ada di Kota Surabaya sebanyak 183 kasus. Disusul Kota Malang 73 kasus dan Sidoarjo 64 kasus.

Baca Juga: Dokter Tak Lagi Pilih Pasien yang Diselamatkan saat Omicron Melonjak

3. Optimis bisa tekan kasus dengan pencanangan booster

Ada Ratusan Kasus Subvarian Omicron BA.5 di JatimIlustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Jibril pun mengajak masyarakat yang belum melakukan vaksinasi dosis ketiga alias booster untuk segera vaksin. Karena booster ini sebagai salah satu cara melindungi dari paparan virus corona SARS CoV-2. Jibril cukup optimistis kasus bisa ditekan setelah pemerintah mewajibkan pencanangan booster.

"Belajar dari pengalaman tahun sebelumnya ketika vaksinasi ini digunakan sebagai syarat administratif untuk perjalanan maupun masuk mal, secara langsung banyak masyarakat yang antusias mengikuti program vaksinasi," kata dia.

"Tentunya ini sangat bermanfaat buat masyarakat. artinya secara komunitas masyarakat semakin banyak yang memiliki kekebalan komunitas," pungkasnya.

Baca Juga: [UPDATE] 446 Kasus COVID-19 Jatim, Ada Varian BA.4 dan BA.5

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya