87 Ribu Sapi Jatim Terjangkit PMK, Pemprov Butuh Belanja Tak Terduga

Penanganan butuh cepat tapi dana tersendat

Surabaya, IDN Times - Jumlah hewan ternak sapi yang terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus bertambah. Sejumlah penanganan pun dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim). Mulai dari pemberian obat-obatan hingga pembersihan kandang dengan disinfeksi.

1. Ada 87.865 sapi terjangkit PMK di 38 kabupaten/kota Jatim

87 Ribu Sapi Jatim Terjangkit PMK, Pemprov Butuh Belanja Tak TerdugaGubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat tinjau sapi di Nganjuk. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Berdasar data Dinas Peternakan (Disnak) Jatim per 19 Juni 2022, total ada 87.865 sapi yang terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.766 sapi telah sembuh, 487 sapi mati dan 712 sapi dipotong paksa. Artinya masih ada 72.900 sapi yang dinyatakan sakit.

Nah, sapi-sapi yang sakit itu tersebar di 38 kabupaten/kota alias seluruh Jatim. Ada empat daerah yang dinyatakan sebagai wilayah wabah, Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. Sementara 34 kabupaten/kota sisanya berstatus wilayah tertular.

Baca Juga: Jatim Butuh 1 Juta Dosis Vaksin untuk Tangani Wabah PMK

2. Lima terbanyak dari wilayah tertular bukan wilayah wabah

87 Ribu Sapi Jatim Terjangkit PMK, Pemprov Butuh Belanja Tak TerdugaGubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat tinjau sapi di Nganjuk. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Masih merujuk data Disnak Jatim, daerah dengan temuan sapi positif PMK terbanyak justru bukan dari wilayah tertular. Melainkan dari wilayah wabah. Seperti halnya di Probolinggo, hingga kini tercatat 8.443 sapi terjangkit PMK. Kemudian disusul Malang sebanyak 7.455 sapi positif PMK.

Urutan ketiga terbanyak sapi positif PMK berada di Lumajang. Saat ini ada 6.556 sapi yang masih sakit. Lebih lanjut, ada 5.120 sapi di Ponorogo yang sakit PMK dan sebanyak 4.640 sapi di Jombang terkena PMK. Dari lima kasus terbanyak semuanya wilayah tertular.

3. Lakukan sejumlah penanganan dan intervensi Inmendagri tentang PMK

87 Ribu Sapi Jatim Terjangkit PMK, Pemprov Butuh Belanja Tak TerdugaGubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat tinjau sapi di Nganjuk. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah penanganan terhadap sapi atau ternak. Tak hanya itu, dia juga mengintervensi Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Penanganan Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk direvisi.

"Kemarin baru rakor dipimpin Menko Perekonomian. Kita rapat koordinasi internal di Pemprov, dan kita merekomendasikan agar Inmendagri Nomor 31 Tahun 2022 direvisi. Karena untuk bisa memberikan treatment, bagi ternak-ternak yang terkonfirmasi virus PMK ini kita membutuhkan BTT (Belanja Tidak Terduga)," ujarnya saat di Nganjuk, Senin (20/6/2022).

Revisi ini menurut Khofifah sangat penting. Sebab, dana untuk penanganan wabah PMK terlalu panjang pencairannya. "Harus entry ke SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah), setelah entry SIPD, harus dibahas kembali kepada DPRD. Setelah itu kemudian harus lelang. Teman-teman bisa membayangkan ini butuh waktu, bisa lebih dari tiga bulan," ungkap dia.

"Hari ini kita membutuhkan penanganan (PMK) secara cepat, penanganan yang lebih presisi, sehingga titik-titik yang terpetakan itu memang harus diintervensi sesegera mungkin," Khofifah menegaskan.

Baca Juga: [UPDATE] 8.794 Sapi di Jatim Terinfeksi PMK

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya