5.000 Massa Pagar Nusa Menuntut Keadilan Polrestabes Surabaya

Temannya tewas dikeroyok, tuntut polisi cepat mengungkapnya

Surabaya, IDN Times - Sekitar 5.000 massa dari perguruan pencak silat Pagar Nusa menggeruduk Mapolrestabes Surabaya, Selasa (7/4). Mereka mendesak polisi untuk segera mengusut kasus pengeroyokan yang berbuntut pada meninggalnya salah satu anggota Pagar Nusa, Wahyu Eko, Jumat (3/4).

1. Sebanyak 5.000 massa dari Jatim dan Jateng

5.000 Massa Pagar Nusa Menuntut Keadilan Polrestabes Surabaya5.000 massa Pagar Nusa saat mendatangi Mapolrestabes Surabaya, Selasa (7/4). IDN Times/Dok. Istimewa

Aksi mendatangi Mapolrestabes Surabaya ternyata bukan yang pertama kali dilakukan Pagar Nusa. Dalam kasus ini, perguruan pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) sudah empat kali ke Mapolrestabes mencari keadilan.

"Pertama itu laporan kejadian pengeroyokan 21 Maret, laporan lagi 26 Maret membawa saksi teman korban. 3 April laporan karena korban meninggal dunia, waktu itu kami ke polres dengan 100 massa. Kami duduk bersama tidak ada kapolres. Ditemui Kasat Intel dan Kasat Reskrim," ujar Pengurus Pagar Nusa Rantau Surabaya, Tri Yudi Efendi saat dihubungi IDN Times.

"Kami buat maklumat, kalau sampai Senin (kemarin) pelaku tidak ada yang ditangkap satu pun, kami kembali dengan massa yang besar. Senin tidak ada kabar. Selasa ada 5.000 datang (demo) dari Jatim dan Jateng," dia menambahkan.

2. Ditemui Kapolrestabes Surabaya

5.000 Massa Pagar Nusa Menuntut Keadilan Polrestabes SurabayaKapolrestabes Surabaya Kombespol Sandi Nugroho saat melakukan pengamanan demo penolakan Omnibus Law di Bundaran Waru, Rabu (11/3). IDN Times/Tarida Alif

Banyaknya massa aksi yang datang, membuat halaman mapolrestabes tidak dapat menampung mereka. Massa meluber hingga ke jalan raya. Tak lama kemudian, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho menemui massa aksi.

"Pertama menyampaikan belasungkawa. Kedua pokoknya dari Polrestabes Surabaya akan semaksimal mungkin kasus ini jadi atensi khusus agar segera terungkap. Bila perlu dari Pagar Nusa buat tim bersama bergabung dengan Polrestabes," kata Tri.

Baca Juga: Polrestabes Surabaya Bekuk Dua Bandar Ekstasi, Satu Ditembak Kakinya

3. Bermula dari ngopi di kawasan Korem

5.000 Massa Pagar Nusa Menuntut Keadilan Polrestabes Surabaya5.000 massa Pagar Nusa saat mendatangi Mapolrestabes Surabaya, Selasa (7/4). IDN Times/Dok. Istimewa

Setelah ditemui dan terjadi kesepakatan, para massa aksi ini pun membubarkan diri. Mereka tentunya sangat terpukul karena salah seorang kawannya meninggal dunia. Padahal, waktu itu korban hanya berniat nongkrong dengan tiga temannya di kawasan Korem Surabaya, 20 Maret lalu.

Ketika akan pulang, empat orang ini dihadang kurang lebih 100 massa. Korban diminta membuka jaket dan ponselnya. Di sana diketahui kalau mereka anggota Pagar Nusa. "Karena kan ada grupnya kalau dilihat di HP-nya itu," ucap Tri.

"Teman korban yang selamat melihat Wahyu sempat ketakutan sebelum dibuka HP-nya. Mencoba melarikan diri takut ketahuan (sebagai anggota) Pagar Nusa. Itulah dikeroyok," dia menerangkan.

4. Meninggal di RSUD dr. Seotomo

5.000 Massa Pagar Nusa Menuntut Keadilan Polrestabes Surabaya5.000 massa Pagar Nusa saat mendatangi Mapolrestabes Surabaya, Selasa (7/4). IDN Times/Dok. Istimewa

Ratusan oknum tak dikenal ini membabi buta mengeroyok empat anggota Pagar Nusa. Nahas, Wahyu mengalami luka parah pada bagian kepala. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Bunda Sidoarjo untuk mendapatkan penanganan pertama.

"Terus dirujuk ke RSUD dr. Seotomo karena gegar otak," kata Tri. Pada 3 April lalu, korban mengembuskan napas terakhirnya.

Kini, Tri hanya berharap polisi mengusut tuntas kasus ini. Karena sudah banyak teknologi penunjang untuk menelusuri jejaknya. "CCTV di mana-mana. Pelaku kumpul ratusan. Kalau serius ungkap kasus ini," dia menegaskan.

Baca Juga: Bela Gus Muwafiq, PWNU Jatim Siap Kerahkan Pagar Nusa dan Banser

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya