3 Tahun Khofifah-Emil Pimpin Jawa Timur

Menunggu realisasi proyek strategis nasional

Surabaya, IDN Times - Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak telah memimpin Jawa Timur (Jatim) selama tiga tahun tepat pada 13 Februari 2022, kemarin. Sejumlah langkah strategis telah dijalankan. Namun bukan berarti, semuanya sesuai target. Khofifah pun mulai memprioritaskan target-targetnya.

1. Khofifah akan fokus PSN

3 Tahun Khofifah-Emil Pimpin Jawa TimurGubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberikan uang apresiasi kepada atlet Eko Yuli, Selasa (17/8/2021). Instagram/khofifah.ip

Khofifah mengatakan, pihaknya akan fokus merealisasikan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah tertuang dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Jawa Timur. Realisasi Perpres ini sempat terkendala COVID-19.

“Ada beberapa realisasi Perpres 80 Tahun 2019 tersebut yang terkendala COVID-19,” ujarnya. Khofifah-Emil dilantik Februari 2019. Tapi pada Februari 2020, virus corona SARS CoV-2 merebak di Indonesia.

Terkait perpres yang ditetapkan pada 20 November 2019 dan diundangkan pada 25 November 2019 itu membahas mengenai percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Baca Juga: Terkait PTM, Khofifah: Sekarang Orangtua yang Menentukan  

2. Sebut capaian peternakan, pertanian dan pendapatan bagus, angka kemiskinan turun

3 Tahun Khofifah-Emil Pimpin Jawa TimurIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain fokus PSN, Khofifah memamerkan sejumlah capaiannya. Seperti halnya sektor peternakan, dia menyebut, Jatim berhasil menduduki peringkat pertama secara nasional. Populasi ternak sapi sebesar 4,8 juta ekor pada 2020. Naik sebesar 4,93 juta ekor pada 2021.

“Alhamdulillah, sesungguhnya dari sisi peternakan misalnya, kita ini nomor satu dan tinggi sekali dari yang nomor dua. Artinya, kinerja dari peternakan di Jawa Timur ini kinerja semuanya semua pihak,” jelasnya.

Kemudian sektor pertanian, sambung Khofifah, Jatim penyumbang padi tertinggi se-Indonesia pada 2020. Tahun 2021, nilainya hampir 10 juta ton gabah kering giling (GKG), produksi petani di Jawa Timur. "Jadi saya ingin menyampaikan bahwa ini adalah sinergi kinerja dari semua pihak," ucap dia.

Dari sektor pendapatan, tahun 2021 secara persentase tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Angka kemiskinan di Jatim diklaim mengalami penurunan sebanyak 313 ribu jiwa, atau setara dengan 30 persen penurunan kemiskinan secara nasional.

3. Penurunan kemiskinan perlu dilihat sejak pertama menjabat

3 Tahun Khofifah-Emil Pimpin Jawa TimurIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sementara itu, Wakil DPRD Jatim, Anwar Sadad membeberkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim. Memang angka kemiskinan di Jatim turun menjadi 4,25 juta orang (10,59 persen) pada September 2021 atau berkurang 313,13 ribu orang (0,81 persen) terhadap Maret 2021 sebanyak 4,57 juta orang (11,40 persen) dan turun 0,87 persen terhadap September 2020.

"Tapi itu kan y-on-y. Artinya, coba bandingkan ketika pertama kali Bu Khofifah dilantik menjadi gubernur dengan sekarang tiga tahun kemudian. Membandingkan jangan q-to-q atau y-on-y, tapi waktu pertama dilantik itu berapa angka kemiskinannya," kata Sadad.

"Di September 2019 angkanya di 4 juta lho,” dia menambahkan. Angka kemiskinan Jatim pada September 2019 yakni 4,056 juta orang (10,20 persen) atau turun dari Maret 2019 sebanyak 4,11 juta orang (10,37 persen. Tren penurunan angka kemiskinan di era Soekarwo-Saifullah Yusuf sudah terjadi sejak September 2015 dari 4,70 juta orang (12,28 persen) hingga 4,11 juta orang (10,37 persen) pada Maret 2019.

Baca Juga: Level PPKM di Jatim Naik, Khofifah: Hati-hati Ini Gelombang Ketiga

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya