247 Perawat Jatim Terpapar COVID-19, 108 Berada di Surabaya

Sudah 7 perawat di Surabaya yang gugur

Surabaya, IDN Times - Kasus COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) belum menunjukkan tanda-tanda melandai. Bahkan, Jatim menempati posisi terbanyak nasional untuk kumulatif kasus positif dan kematian akibat virus SARS CoV-2. Serta, kasus aktifnya juga menjadi terbanyak se-Indonesia.

Data Dinas Kominfo Jatim menyebut, total terkonfirmasi COVID-19 mencapai 13.997 kasus per Minggu (5/7/2020). Sebanyak 1.060 dilaporkan meninggal dunia, 4.993 dinyatakan sembuh dan 7.680 masih aktif atau dalam perawatan. Nah, banyaknya pasien yang dirawat ini menambah potensi paparan terhadap para perawat.

1. Sebanyak 247 terinfeksi

247 Perawat Jatim Terpapar COVID-19, 108 Berada di SurabayaIlustrasi COVID-19 (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim Prof Nursalam MNurs menyampaikan data kepada IDN Times, bahwa sekarang ini sudah ada 247 perawat di Jatim terpapar virus corona. Jumlah tersebut tersebar se-Jatim dan terbanyak di kawasan Surabaya Raya.

"Update tanggal 6 Juli 2020, terkonfirmasi positif 247 perawat," tulisnya, Senin (6/7/2020).

"Terbanyak di Surabaya, total 108 perawat, Sidoarjo 65 perawat dan beberapa kabupaten/kota," dia melanjutkan.

2. Tercatat 11 meninggal dunia

247 Perawat Jatim Terpapar COVID-19, 108 Berada di SurabayaIlustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Dari total perawat yang positif COVID-19 itu, Nursalam menyampaikan duka cita mendalam. Sebab, tercatat sejumlah 11 perawat harus gugur akibat virus ini. Dia menyebut, jumlah perawat meninggal terbanyak juga berada di Surabaya.

"Tuban satu, Sidoarjo satu, Kota Malang satu, Sampang satu, dan Surabaya tujuh," beber Nursalam.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Ini Daftar Perawat di Jatim yang Gugur karena COVID-19

3. Rekomendasi dari Ketua PPNI Jatim

247 Perawat Jatim Terpapar COVID-19, 108 Berada di SurabayaIlustrasi perawat COVID-19 (Dok.IDN Times/Istimewa)

Adanya fenomena ini, Nursalam mendorong perlunya tes swab secara masif dan berkala tiap 14 hari sekali, khusus untuk para perawat. Sebab, mereka berpotensi menjadi orang tanpa gejala (OTG). "Supaya bisa dilakukan 3T (tracing, testing, treatment) dengan baik," katanya.

Kewaspadaan, lanjutnya, jangan sampai lengah dalam kepatuhan protokol kesehatan, khususnya penggunaan APD di semua tatanan pelayanan. Perlu peninjaun ulang terkait penambahan kamar di beberapa rumah sakit. Mempertimbangkan kebutuan tenaga medis, setting gedung dan ruangan supaya alur terpisah antara pasien COVID-19 dan bukan COVID-19.

"Edukasi kepada masayarakat secara masif dan tindakan bagi yang tidak patuh dalam penggunaan APD. Advokasi kesejahteraan perawat dan kebutuhan dasar, seperti makan, istirahat, dan suplemen," tegasnya.

Baca Juga: Ketua PPNI Jatim Ungkap Insentif Perawat Baru Cair 20 Persen

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya