15 Daerah di Jatim Masuk Level 2, Jangan Lengah!

Maskere tetep digawe, rek

Surabaya, IDN Times - Sebanyak 15 daerah di Jawa Timur dinyatakan masuk dalam level 2 pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini ditandai dengan beberapa perbaikan indikator seperti persentase kasus positif COVID-19 atau positivity rate, hingga jumlah kematian. Meski begitu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa meminta warganya untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

1. Empat daerah di Jatim masih berada di level 4

15 Daerah di Jatim Masuk Level 2, Jangan Lengah!Ilustrasi PPKM Mikro. Dokumen Pusat Informasi Nganjuk

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Jatim per 5 September 2021, ada empat kabupaten/kota yang berstatus level 4. Daerah-daerah itu antara lain, Ponorogo, Magetan, Kota Blitar dan Blitar. Sementara daerah dengan level 3 ada 19 daerah, yaituTulungagung, Trenggalek, Situbondo, Pacitan, Ngawi, Nganjuk, Mojokerto, Malang. Lebih lanjut, Madiun, Lumajang, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Kediri, Kota Batu, Kediri, Jombang dan Banyuwangi.

Lalu yang berstatus level 2 ada 15 daerah, Tuban, Sumenep, Sidoarjo, Sampang, Probolinggo, Pasuruan, Pamekasan, Lamongan, Surabaya, Kota Pasuruan, Jember, Gresik, Bondowoso, Bojonegoro dan Bangkalan.

2. Positivity rate mingguan sesuai standar WHO

15 Daerah di Jatim Masuk Level 2, Jangan Lengah!Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meresmikan layanan di RSUD dr Soetomo Surabaya. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyebut, positivity rate mingguan di Jatim telah mencapai 4,68 persen. Capaian itu sudah sesuai standar pengendalian pandemik dari WHO, yakni di bawah 5 persen. Angka itu juga di bawah positivity rate mingguan nasional 6,97 persen.

"Hal ini berseiring bahwa zonasi daerah assesment level 4 di Jatim hanya tinggal 4 kab/kota," ujarnya tertulis.

3. Khofifah juga menyebut tracing dan testing makin massif

15 Daerah di Jatim Masuk Level 2, Jangan Lengah!ilustrasi tes pcr COVID-19 (unsplash.com/JC Gellidon)

Khofifah mengklaim, capaian ini dipengaruhi oleh masifnya testing dan tracing yang lebih efektif. Pada minggu kemarin jumlah testing di Jatim telah mencapai 90.045. Artinya angka tes di Jatim sudah mencapai lebih dari dua kali lipat standar WHO. Standar jumlah tes yang di tetapkan WHO, 1 per 1.000 penduduk per minggu. Dengan kriteria ini, angka ideal testing di Jatim adalah 40.000 per minggu.

Selain itu, tracing ratio COVID-19 di Jatim juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dari yang sebelumnya 1,17 sekarang naik menjadi 11,75. Artinya kapasitas tracing naik 10 kali lipat. Dia berharap positivity rate yang semakin rendah dan testing rate maupun tracing ratio yang semakin tinggi  bisa terus dipertahankan.

"Karena terbukti kombinasi ini sangat efektif menurunkan jumlah penyebaran COVID-19 di Jatim," ucap dia.

Baca Juga: 12 Kabupaten/Kota di Jatim Level 2, Surabaya Termasuk

4. BOR dan kematian alami penurunan persentase

15 Daerah di Jatim Masuk Level 2, Jangan Lengah!Ilustrasi proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati)

Gubernur kelahiran Surabaya ini menambahkan, keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim juga mengalami penurunan menjadi 22,48 persen. "Tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di Jatim ini juga sudah berada  sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60 persen," katanya.

Sementara, tingkat kematian juga menurun dari 5,5 per 100 ribu penduduk per minggu menjadi 2,11 per 100 ribu penduduk. Meskipun begitu, persentase kematian akibat COVID-19 atau Case Fatality Rate (CFR) di Jatim masih cukup tinggi, yaitu 7,42 persen di atas ambang rata-rata global, yaitu 2 persen.

Khofifah pun meminta semua pihak dapat mempertahankan capaian ini. Seluruh elemen masyarakat diminta tidak lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) di manapun berada.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya