TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Unicef Melatih Mental Health 100 Polisi di Jatim

Kasus kekerasan perempuan dan anak di Jatim jadi atensi

Ratusan penyidik polisi saat mendapatkan pelatihan kesehatan mental dari Unicef, Senin (20/5/2024). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Jawa Timur (Jatim) menjadi atensi, hal ini tak lepas dari Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia. Maka, seratus penyidik polisi dari seluruh Polres di Jawa Timur mendapat pelatihan mental health dari UNICEF di Hotel Grand Swiss-Bell Surabaya, Senin (20/5/2024).

1. Kepolisian berperan penting dalam perlindungan perempuan dan anak

Kepala Program Perlindungan Anak UNICEF Indonesia, Milen Kidane menuturkan, peran petugas kepolisian sangat penting dalam memberikan bantuan cepat, memastikan keselamatan, dan memberikan intervensi yang diperlukan untuk melindungi anak-anak.

"Termasuk menegakkan hak-hak mereka dalam segala situasi, salah satunya ketika keadaan darurat dan kejadian di ranah daring,” kata Milen ketika ditemui di sela-sela Pelatihan Penguatan Perlindungan Perempuan dan Anak Kerjasama Polisi RI -UNICEF Indonesia di Surabaya, Senin (20/5/2024)

Semua pihak tidak bisa mengabaikan perkembangan kejahatan, khususnya pelecehan seksual terhadap anak secara online. Dunia digital menimbulkan tantangan dan ancaman baru terhadap keselamatan dan kesejahteraan anak-anak.

"Petugas kepolisian memainkan peran penting dalam mencegah dan merespons kejahatan di ranah daring yang menargetkan kelompok paling rentan, termasuk perempuan dan anak-anak," ungkapnya.

Makanya, penting bagi petugas kepolisian untuk memahami kompleksitas kejahatan ini dan dilengkapi dengan pengatahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberantasnya secara efektif. Sehingga pelatihan dan peningkatan kapasitas kesehatan mental dan self care petugas kepolisian selama menangani kasus menjadi penting.

"Kegiatan hari ini merupakan penguatan pengetahuan terkait instrumental hukum. Termasuk juga penyidikan kasus tindak pidana terhadap perempuan dan anak. Bahkan, penguatan investigasi kasus-anak anak di renah daring," jelasnya.

Baca Juga: Unicef Soroti Angka Pernikahan Dini di Jawa Timur

2. Petugas kepolisan juga harus punya mental sehat

Milen juga menjelaskan, di saat semua pihak memprioritaskan perlindungan orang lain, penting juga untuk tidak mengabaikan kesejahteraan mental petugas kepolisian itu sendiri. Sifat pekerjaan mereka membuatnya terpapar pada pengalaman traumatis dan pemicu stres emosional. Sehingga berdampak signifikan pada kesehatan mental mereka jika tidak ditangani

“Kita harus memastikan mereka mempunyai akses terhadap dukungan, sumber daya, dan praktik perawatan diri yang diperlukan untuk menjaga kesejahteraan mereka saat mereka tanpa lelah memberikan pelayanan kepada anak-anak dan masyarakat kita,” jelasnya.

“Bersama-sama semua pihak, mari kita berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan adil bagi semua orang. Di mana hak dan martabat setiap anak dan perempuan dihormati dan dilindungi,” tegasnya.

3. Penanganan kasus perempuan dan anak berbeda dan hati-hati

Kepala Biro SDM dan Psikologi Mabes Polri Brigjen Kristiyono S.IK., M.Si menuturkan, penanganan untuk anak memang berbeda dan harus berhati-hati. Makanya para polisi juga dibekali pemahaman tentang mental health.

"Ini juga bagian dari peningkatan layanan. Kami juga dukung dengan para psikolog dan ahli kesehatan," ujarnya.

Ia melanjutkan, bersama dengan UNICEF dan Bappenas pihaknya pertama kali mengelar pelatihan di Surabaya. Nanti ke depannya juga akan dikembangkan ke daerah lain

“Para polisi yang dilibatkan dalam pelatihan kali ini diharapkan bisa mengembangkan diri. Termasuk dalam menanggni kasus yang di dalamnya melibatkan anak dan perempuan,” jelasnya.

Selanjutnya, katanya, ke depan Polda juga bisa mengembangkan metode yang sama di berbagai daerah. Sehingga bisa banyak polisi yang terlibat secara langsung dalam pengembangan mental health. 

"Yang hari ini baru 100 orang polisi yang dilibatkan dalam pelatihan, jadi bisa dikembangkan lebih luas lagi," ungkapnya

Brigjen Kristiyono menambahkan, tahun depan pelatihan serupa bisa dilakukan serta juga bisa dikembangkan oleh Polda di tiap provinsi. "Sehingga ada kecepatan layanan serta adanya mitigasi kasus yang lengkap," ucapnya.  

Baca Juga: Jurnalis IDN Times Raih Penghargaan Karya Terbaik Anak 2023 UNICEF

Berita Terkini Lainnya