Ruang Kelas Roboh, Siswa di Kota Malang Belajar di Tenda Darurat

Malang, IDN Times - Sejumlah siswa SMK Islam Al Maarif, harus melaksanakan ujian penilaian akhir semester, di bawah tenda milik BNPB. Hal itu setelah dua ruangan kelas di sekolah mereka yang beralamat di Jl Segawe, Kecamatan Sukun, Kota Malang roboh atapnya. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 1 Desember lalu.
1. Roboh karena bangunan sudah lapuk
Kepala Sekolah SMK Islam Al Maarif, Naning Sugiarti menjelaskan bahwa robohnya atap dua kelas tersebut terjadi pada dini hari sekitar pukul 24.00 WIB. Hal itu lantaran hujan deras melanda kawasan Malang sejak siang hari sebelumnya. Selain itu, kondisi bangunan memang sudah lapuk dan termakn usia. Karena terus-terusan diguyur hujan, rangka atap gedung tak mampu lagi menahannya.
"Untuk yang roboh atapnya ada dua ruangan. Tetapi saya takut nanti merembet ke ruangan sebelah-sebelahnya karena atapnya sangat lapuk mengingat kondisi bangunan juga sudah tua," paparnya Jumat (10/12/2021).
Baca Juga: Jembatan Gladak Perak Putus, Ini Rekayasa Lalin Lumajang-Malang
2. Tak pernah mengalami renovasi total
Lebih jauh, Naning menambahkan bahwa sejak awal berdiri, bangunan gedung sekolah tersebut tidak pernah mendapat renovasi total. Sejauh ini hanya perawatan-perawatan kecil saja yang dilakukan. Perawatan kecil yang dimaksud Naning adalah sebatas pengecatan atau perbaikan kecil jika ada atap yang mengalami bocor. "Gedung ini sudah berdiri sejak tahun 1985. Selama ini belum pernah dilakukan peremajaan total," tambahnya.
3. Tak mungkin lakukan ujian secara daring
Naning mengakui bahwa sebenarnya prihatin juga ketika melihat siswa terpaksa melaksanakan ujian di bawah tenda. Tetapi menurutnya hal itu merupakan pilihan terbaik saat ini yang dilakukan. Pasalnya untuk ujian tentu tidak memungkinkan dilakukan secara daring. "Kami tidak punya pilihan. Karena kalau ujian daring juga tidak maksimal," katanya.
4. Tak bisa konsentrasi
Sementara itu, Dewinda, siswa kelas XI yang mengikuti ujian di bawah tenda mengakui bahwa situasi tersebut memang sedikit menganggu konsentrasi mereka. Terlebih lokasi tenda yang dekat dengan jalan membuat mereka juga harus terganggu dengan suara kendaraan yang melintas. Untuk itu, Dewinda berharap ada bantuan agar sekolah mereka bisa diperbaiki dan para siswa bisa kembali belajar di dalam gedung.
"Sebenarnya dibilang bisa konsentrasi juga enggak, tapi dibilang nggak bisa juga harus bisa karena memang harus ujian di tenda. Jadi harus berusaha bisa fokus. Tetapi saya berharap sekolah bisa segera diperbaiki dan belajar bisa lebih tenang," tandasnya.
Baca Juga: Diterjang Lahar, Jembatan Penghubung Malang-Lumajang Putus