RSSA Siapkan 90 Bed Khusus Pasien COVID-19, Mulai Terisi 50 Persen   

Kasus COVID-19 diprediksi terus bertambah

Malang, IDN Times - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang mengaktifkan lagi instalasi rawat COVID-19 dalam menghadapi gelombang ketiga pandemik. Untuk tahap awal ini, RSSA menyiapkan 90 bed sebagai antisipasi jika pasien dengan gejala sedang dan berat mulai banyak. Sekarang sudah terisi hampir 50 persen dari 90 bed itu.

1. Sudah terisi hampir 50 persen

RSSA Siapkan 90 Bed Khusus Pasien COVID-19, Mulai Terisi 50 Persen   Rumah Sakit Saiful Anwar saat ini hanya merawat 8 pasien COVID-19. IDN Times/Alfi Ramadana

Wakil Direktur RSSA Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan, Syaifullah Asmiragani mengatakan, peningkatan kasus memang terasa dalam kurun dua pekan terakhir. Saat ini dari 90 bed yang tersedia, total sudah terisi 40 orang atau sudah mendekati 50 persen. Jumlah ini bertambah cukup signifikan dari pekan sebelumnya yang hanya terisi kuranh dari 30 bed. 

"Saat ini yang kami rawat dalam kriteria berat yang sampai menggunakan alat bantu baru napas itu hanya 4 pasien. Sisanya adalah kategori sedang," katanya Selasa (8/2/2022). 

Baca Juga: Level PPKM di Jatim Naik, Khofifah: Hati-hati Ini Gelombang Ketiga

2. Diprediksi masih terus naik

RSSA Siapkan 90 Bed Khusus Pasien COVID-19, Mulai Terisi 50 Persen   ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Lebih lanjut, Syaifullah memprediksi bahwa dalam beberapa waktu ke depan kasus COVID-19 masih akan naik terus. Pasalnya tren menunjukkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, fluktuasi penambahan kasus masih terus terjadi. Namun demikian, dirinya menilai bahwa untuk kali ini tenaga kesehatan sudah jauh lebih siap menghadapi lonjakan kasus yang terjadi. 

"Sekarang antisipasi lonjakannya sudah cukup bagus. RS lapangan juga sudah siap diaktifkan lagi. Hal ini tentu bakal meringankan tugas kami," tambahnya. 

3. Sebagian besar kasus probable omicron

RSSA Siapkan 90 Bed Khusus Pasien COVID-19, Mulai Terisi 50 Persen   Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Sementara itu, dari total 40 pasien yang dirawat, Syaifullah menambahkan bahwa sebagian besar merupakan probable varian omicron. Tercatat ada 23 pasien yang dicurugai terpapar varian omicron. Namun, untuk mengetahui secara pasti, pihak RSSA masih menunggu hasil tes dari ITD Unair guna memastikan mereka terpapar varian tersebut atau bukan. 

"Untuk proses pengecekannya memang tidak bisa cepat. Karena memang antriannya panjang. Minimal memerlukan selama 2 mingguan. Sementara kami sendiri masih belum memiliki fasilitas untuk pengecekan WGS," tambahnya. 

4. Omicron menunjukkan gejala lebih ringan

RSSA Siapkan 90 Bed Khusus Pasien COVID-19, Mulai Terisi 50 Persen   ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Terlepas dari itu, Syaifullah menambahkan bahwa varian Omicron itu memberikan gejala lebih ringan. Hal ini berbeda dengan saat gelombang kedua beberapa waktu lalu yang antrian pasien lebih banyak masuk ICU dan membutuhkan ventilator. Kondisi tersebut menurut Syaifullah yang banyak menyebabkan angka kematian tinggi. 

"Kalau yang saat ini kami tangani gejalanya lebih banyak batuk pilek. Kalau yang agak berat biasanya memiliki komorbid seperti diabet, hipertensi hingga jantung. Mereka yang punya komorbid ini yang kami waspadai jadi memburuk," tandasnya. 

Baca Juga: 2 Ribu COVID-19 di Jatim Didominasi Surabaya Raya dan Malang Raya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya