Melihat Produksi Cincau Hitam Legendaris Sejak Tahun 1942 

Sudah masuki generasi ketiga

Malang, IDN Times - Mempertahankan sebuah usaha bukanlah pekerjaan yang mudah. Persaingan, inovasi dan kreatifitas menjadi salah satu kunci yang membuat sebuah usaha bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Namun ada pula yang bisa tetap bertahan karena keunikan dan ketekunan pembuatnya. Salah satunya adalah seperti usaha cincau hitam Mak Ti Cincau di Jl RE Martadinata, Gg 6B No 38, Kelurahan Kota Lama, Malang. Usaha cincau hitam tersebut bahkan kini sudah memasuki generasi ketiga dan masih tetap bertahan di tengah gempuran makanan yang lebih kekinian. 

1. Pertama kali produksi tahun 1942

Melihat Produksi Cincau Hitam Legendaris Sejak Tahun 1942 Sejumlah kotak yang berisi cincau hitam sedang didinginkan. IDN Times/Alfi Ramadana

Hariyati (37) generasi ketiga dari usaha Mak Ti Cincau menceritakan bahwa usaha yang ia geluti itu awalnya dimulai oleh sang kakek bernama Lie Tjeng Swe bersama sang nenek Poniti. Usaha itu pertama kali beroperasi pada tahun 1942. Sang kakeklah yang mengajarkan cara membut cincau dan kemudian membuka usaha tersebut. Seiring berjalannya waktu produksi terus meningkat dan cincau buatan kakeknya mulai dikenal dan mendapat tempat  di masyarakat. 

"Awal pertama kali produksi memang sudah di kawasan Kebalen ini. Dulu kakek saya merupakan satu-satunya pengusaha cincau di Kota Malang. Sampai sekarang masih tetap di sini," paparnya, Senin (4/4/2022).  

2. Berlanjut ke orang tuanya hingga kini dirinya

Melihat Produksi Cincau Hitam Legendaris Sejak Tahun 1942 Proses pengolahan daun cincau untuk menjadi cincau hitam. IDN Times/Alfi Ramadana

Setelah sang kakek dan neneknya meninggal, usaha tersebut kemudian dilanjutkan oleh kedua orang tuanya sampai saat ini. Kemudian saat ini dirinya juga mulai berkecimpung untuk melanjutkan usaha produksi cincau hitam tersebut. Meski sempat turun drastis hingga hanya menjual kisaran 25-30 kotak saja per hari saat masa pandemik COVID-19 lalu, kini dirinya menyebut bahwa produksi cincau hitam yang ia jalankan masih tetap bertahan hingga kini. 

"Sekarang memang menurun karena pandemik. Tetapi awal Ramadan ini ada peningkatan signifikan," imbuhnya. 

3. Banyak pesaing mulai bermunculan

Melihat Produksi Cincau Hitam Legendaris Sejak Tahun 1942 Proses penyaringan daun cincau untuk diambil sari patinya menjadi cincau hitam. IDN Times/Alfi Ramadana

Selain faktor pandemik, Hariyati menyebut bahwa menurunnya produksi cincau hitam karena memang mulai muncul banyak pesaing. Saat ini produksi cincau miliknya juga hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal sekitar kawasan Kebalen, pasar Bunul, Pasar Klojen dan beberapa lokasi lain. 

"Kalau dari produksi bisa dikatakan kami yang pertama di Kota Malang. Kemudian beberapa pekerja yang sempat kerja di sini pulang dan mengembangkan sendiri di tempatnya," sambungnya

Baca Juga: 4 Cara Membersihkan Cincau Hitam dengan Tepat, Rasanya Jadi Lebih Enak

4. Akan terus bertahan produksi

Melihat Produksi Cincau Hitam Legendaris Sejak Tahun 1942 es cincau hitam (instagram.com/susan_mellyani)

Terlepas dari itu, Hariyati menyebut bahwa dirinya akan tetap meneruskan usaha cincau hitam tersebut. Meskipun kini jumlah produksinya tak sebanyak dulu, tetapi paling tidak masih tetap dibutuhkan masyarakat. Terutama untuk momen Ramadan seperti saat ini. Pasalnya cincau hitam merupakan salah satu makanan favorit yang bisa diolah menjadi menu ta'jil berbuka untuk masyarakat. 

"Sampai saat ini masih kami teruskan produksinya. Biasanya yang ngerjakan suami sama ayah saya," tandasnya.

Baca Juga: Resep Membuat Puding Cappucino Cincau yang Manis dan Harum 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya