Masjid Sabilillah, Monumen untuk Mengenang Pejuang Kemerdekaan

#RamadanMasaKini Mulai dibangun tahun 1968

Malang, IDN Times - Mungkin tak banyak yang tahu, bahwa Masjid Sabilillah memiliki sejarah cukup panjang. Masjid yang terletak di jl Ahmad Yani No 15 kota Malang tersebut ternyata menyimpan cerita yang cukup menarik dan tak bisa dipisahkan dari era perjuangan kemerdekaan.  

Pada dasarnya pembangunan Masjid Sabilillah diperuntukan sebagai monumen perjuanhan arek Malang yang turut bertempur melawan penjajah saat pertempuran 10 November di Surabaya. Lokasi masjid Sabilillah tersebut dahulu merupakan markas dari para pejuang dari dua kelompok yaitu Laskar Sabilillah dan Laskar Hizbullah. Nama Sabilillah sendiri diambil dari kelompok pejuang yang bernama barisan Sabilillah pimpinan KH Masykur yang turut bertempur di Surabaya pada saat 10 November 1945.

Baca Juga: Sempat Terbengkalai, MAS Kini Jadi Masjid Terbesar Kedua Nasional

1. Sebagai monumen bagi ulama Islam asal Malang

Masjid Sabilillah, Monumen untuk Mengenang Pejuang KemerdekaanIDN Times/ Alfi Ramadana

Pembangunan masjid Sabilillah sendiri sebenarnya diperuntukkan sebagai monumen untuk mengenang perjuangan para ulama Islam dari kota Malang. Tetapi tetap tak menghilangkan fungsi utamanya sebagai rumah ibadah. 

Saat itu sebelum dibangun masjid, lokasi dari Masjid Sabilillah merupakan tanah kosong yang dijadikan markas para pejuang asal Malang. Terdapat dua kelompok pejuang besar yang bernama laskar Sabilillah dan Laskar Hizbullah. Dari tempat itulah mereka berembug dan turut serta dalam pertempuran di Surabya tahun 1945. Perjuangan juga terus dilanjutkan pada saat agresi Militer Belanda dua tahun berikutnya. 

"Untuk menghormati kepahlawanan para ulama dan pejuang kemerdekaan tersebut, serta keteladanan mereka dalam membela agama dan negara, maka Masjid Raya ini diberi nama Sabilillah," ucap Sekertaris Ta'mir Masjid Sabilillah, Akhmad Farkhan, Selasa (7/5/2019).

2. Lewati beberapa tahap pembangunan

Masjid Sabilillah, Monumen untuk Mengenang Pejuang KemerdekaanIDN Times/ Alfi Ramadana

Dalam prosesnya, pembangunan Masjid Sabilillah ternyata tidak gampang. Bahkan perlu beberapa tahapan hingga akhirnya Masjid Sabilillah benar-benar berdiri. Awal mula rencana pembangunan masjid Sabilillah adalah tahun 1968. Pada saat itu para ulama melakukan sebuah konsolidasi untuk membangun masjid baru. Akhirnya setelah melalui beberapa konsolidasi terbentuklah panitia pembangunan masjid Sabilillah atas petunjuk KH Nakhrawi Thahir. 

Setelah itu, upaya pengumpulan dana untuk memulai pembangunan dilakukan. Namun hingga tahun 1974 pembangunan masjid Sabilillah tak mengalami progres berarti bahkan cenderung macet. Maka dari itu, atas prakarsa KH Masykur dilakukan kembali pertemuan untuk melanjutkan kembali proses pembangunan masjid Sabilillah. 

Dari pertemuan tersebut dieproleh keputusan untuk merombak panitia pembangunan masjid, lalu mengubah cara kerja serta melanjutkan pembangunan masjid dengan lebih baik lagi sesuai dengan perkembangan zaman. 

"Pada 8 Agustus 1974 pembangunan masjid Sabilillah kembali dilanjutkan dan digiatkan kembali," tambah Farkhan.

3. Terdiri dari tiga bangunan pokok

Masjid Sabilillah, Monumen untuk Mengenang Pejuang KemerdekaanIDN Times/ Alfi Ramadana

Masjid Sabilillah sendiri terdiri dari tiga bangunan pokok. Tiga bangunan pokok tersebut adalah bangunna induk, menara dan bangunan pelengkap seperti kantor, tempat wudhu dan beberapa bangunan lain. 

Secara keseluruhan luas komplek Masjid Sabilillah adalah 8100 m persegi. Bangunan induk sendiri dibangun diatas lahan seluas 1800m persegi dan dibangun dua lantai. Untuk bagian tengah masjid terdapat kubah dengan diameter sepanjang 20 meter. Semua bangunan masjid berkonstruksi beton. Selain itu, ada juga satu bangunan menara setinggi 45 meter yang menjadi pelengkap masjid Sabilillah. 

"Angka 45 di sini menjadi lambang tahun kemerdekaan Indonesia," imbuhnya. 

4. Setiap konstruksi memiliki makna

Masjid Sabilillah, Monumen untuk Mengenang Pejuang KemerdekaanIDN Times/ Alfi Ramadana

Memasuki area dalam masjid terdapat beberapa hal yang memiliki makna tersendiri. Secara keseluruhan bangunan masjid Sabilillah ditopang oleh 17 pilar. Tinggi masing-masing lantai adalah 8 meter. Sementara lebar dan tinggi menara adalah 45 meter. Hal ini melambangkan hari kemerdekaan Indonesia yakni 17 Agustus tahun 1945. 


Pada bagian tengah terdapat 9 pilar dan masing-masing pilar memiliki jarak 5 meter. Angka sembilan dalam hal ini melambangkan Wali Songo, ulama penyebar agama Islam di Nusantara. Sementara angka lima melambangkan Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia. Sementara bentuk segi enam pada bangunan menara melambangkan rukun iman. Kini masjid Sabilillah sudah menjadi salah satu ikon Kota Malang. Tak sedikit masyarakat yang sengaja datang atau hanya sekedar mampir ke masjid tersebut.Untuk itu, bukan hal mengejutkan ketika Masjid Sabilillah menjadi salah satu ikon sejarah di Kota Malang. 

5. Simbol toleransi antar umat beragama

Masjid Sabilillah, Monumen untuk Mengenang Pejuang KemerdekaanIDN Times/ Alfi Ramadana

Di sisi lain, Masjid Sabilillah juga berdiri berseberangan dengan Gereja Paroki Santo Albertus de Trapani. Bahkan tak jarang kedua pengurus ruamh ibadah tersebut saling membantu untuk kelancaraan acara keagamaan. Hal ini menunjukkan bahwa dua pengurus rumah ibadah tersebut memiliki hubungan erat. Bahkan tak jarang kedua pengurus rumah ibadah tersebut menunjukkan sikap toleransi yang layak untuk diapresiasi. 

"Kami terus saling berkomunikasi dengan pengurus gereja. Kami bahkan kerap saling membantu menyediakan area parkir terutama untuk jemaat gereja saat mereka merayakan hari keagaaman. Biasanya mereka berkirim surat ke kami untuk dua event seperti Paskah dan Natal. Sebaliknya kami juga melakukan hal yang sama untuk setiap acara peringatan Hari Besar Islam (PHBI)," tandas Farkhan.
 

Baca Juga: Arsitektur MAS, Kubah Baja hingga Filosofi 17 Agustus 1945

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya