Kisah Inisiator Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Kota Malang

Dirikan Plasmahero untuk wadahi penyintas COVID-19

Malang, IDN Times - dr Ariani tak pernah menyangka bahwa idenya untuk membuat gerakan Plasmahero mendapat sambutan positif. Gerakan tersebut merupakan tempat berkumpulnya para penyintas COVID-19. Para penyintas tersebut nantinya bakal mendonorkan plasma konvalesen untuk keperluan terapi bagi pasien COVID-19 yang masih dalam masa penyembuhan.

Terapi plasma konvalesen memiliki tingkat efektivitas tinggi untuk membantu penyembuhan pasien COVID-19. Plasma konvalesen didonorkan oleh pasien COVID-19 yang sudah sembuh dalam waktu 14-28 hari atau setelah hasil PCR negatif selama dua kali berturut-turut. Antibodi yang tinggi pada plasma konvalesen dinilai sangat efektif untuk penyembuhan pasien COVID-19 yang masih dirawat.  

1. Berawal dari susahnya pasien COVID-19 memperoleh donor plasma

Kisah Inisiator Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Kota MalangDarah pendonor plasma konvalesen di PMI Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Ariani menceritakan, gerakan tersebut ia bentuk pada 25 Desember 2020. Inisiatif itu berawal dari kegelisahan dirinya karena kerap mendapat permohonan donor plasma dari para pasien COVID-19. Namun, saat itu tak ada instansi kesehatan yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

"Kemudian saya berinisiatif mengumpulkan para penyintas yang bersedia donor. Harapannya ini bisa meringankan pasien yang masih dalam masa perawatan," ceritanya kepada IDN Times, Senin (1/2/2021).

2. Banyak peminat yang bergabung

Kisah Inisiator Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Kota MalangIlustrasi seorang pendonor plasma konvalesen sedang diperiksa di PMI Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Untuk menjaring para penyintas COVID-19, Ariani membuat poster sederhana yang kemudian dia unggah di media sosial. Poster tersebut berisi seruan bagi para penyintas COVID-19 untuk ikut donor plasma konvalesen melalui gerakan Plasmahero.

Sejak awal dibuka hingga kini sudah ada sebanyak 315 orang penyintas yang bergabung di Plasmahero. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia. 

"Saya tidak menyangka poster tersebut cepat sekali menyebar. Bahkan, banyak penyintas yang menghubungi dan ingin bergabung," kata Ariani. 

Baca Juga: Hanya 127 Pedonor, Stok Plasma Konvalesen di PMI Surabaya Menipis

3. Tiap penyintas hasilkan kapasitas darah berbeda

Kisah Inisiator Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Kota Malangdr Ariani, penggagas Plasmahero, komunitas penyintas COVID-19 dan donor plasma konvalesen. Dok pribadi dr Ariani

Lebih jauh, Ariani menjelaskan, tiap penyintas akan menghasilkan kapasitas darah yang berbeda-beda. Hal tersebut bergantung pada berat badan masing-masing penyintas. Untuk mereka yang memiliki berat badan 60 kilogram, maka bisa menghasilkan sebesar 600 cc darah. Sementara untuk penyintas dengan berat badan 80 kilogram bisa menghasilkan sebesar 800 cc darah. 

"Satu donor bisa untuk banyak pasien. Karena biasanya satu pasien memerlukan dua kantong darah plasma. Sementara satu kantong darah kapasitasnya 200 cc," imbuhnya. 

4. Tak bisa sembarangan donor

Kisah Inisiator Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Kota MalangIlustrasi seorang pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica

Meski peminatnya cukup tinggi, dr Ariani menyebut bahwa calon donor plasma konvalesen harus lolos screening terlebih dahulu. Screening tersebut berupa pemeriksaan tensi darah, gejala yang dialami saat COVID-19, periode sembuh dari COVID-19, hingga berat badan dari calon donor.

Kemudian juga harus memenuhi beberapa kriteria yakni usia antara 18-60 tahun, berat badan minimal 55 kilogram dan tidak memiliki komorbid. Jika semuanya sudah memenuhi syarat, maka penyintas akan direkomendasikan untuk ke kantor PMI. Saat ini jejaring penyintas Plasmahero tersebar di berbagai kota yang ada di Indonesia antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Bandar Lampung, hingga Padang.

"Rencananya Plasmahero ini akan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Nantinya akan ada website khusus yang akan di-launching dalam waktu dekat," sambungnya.  

5. Perlu mencocokkan golongan darah

Kisah Inisiator Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Kota MalangPekerja Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah yang juga penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darah konvalesen di PMI Kota Semarang. Dok. Pertamina Regional JBT

Untuk proses donor sendiri memerlukan kecocokan golongan darah. Keluarga pasien COVID-19 yang membutuhkan donor plasma konvalesen bisa langsung menghubungi kontak yang tertera dalam pada poster yang ada di akun Instagram @plasmahero.id.

Tim Plasmahero akan mencari anggota penyintas yang golongan darahnya sesuai. Kemudian akan dipastikan terlebih dahulu apakah penyintas tersebut bersedia mendonorkan atau tidak. Jika bersedia, maka yang bersangkutan kemudian diminta mendonorkan darahnya di PMI dan kemudian akan dihubungkan dengan keluarga pasien pemesan. 

"Kami juga minta persetujuan dari penyintas untuk memberikan kontak handphone-nya kepada keluarga pasien pemesan," tandasnya. 

Baca Juga: Polisi Penyintas COVID-19 Bondowoso Donorkan Plasma Konvalesen

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya