Keluh Kesah Petani Buah Kota Batu di Tengah Wabah Virus Corona 

Alami penurunan hingga harus cari cara lain untuk pemasaran

Batu, IDN Times - Para petani buah di Kota Batu turut merasakan dampak dari penyebaran virus corona. Salah satunya adalah Rakhmad Hardiyanto, petani jambu kristal dari asal Kecamatan Bumiaji. Penjualan jambu kristalnya menurun lantaran banyak kota yang biasanya menjadi tujuan pasokan melakukan pembatasan akses masuk untuk sementara waktu.

1. Penjualan jambu kristal mengalami penurunan

Keluh Kesah Petani Buah Kota Batu di Tengah Wabah Virus Corona Pekerja melakukan pengemasan Jambu Kristal usai dipanen. IDN Times/ Alfi Ramadana

Tak bisa dimungkiri pembatasan pesanan tersebut membuat para petani jambu kristal harus memutar otak agar bisa menjual hasil panen mereka. Menurut Hardi-sapaan akrab Rakhmad Hardiyanto-, pada situasi normal, dirinya bisa mengirimkan hingga 200 kilogram jambu kristal ke beberapa kota besar di Pulau Jawa. Mulai Malang Raya, Surabaya, hingga Jakarta.

Namun, setelah muncul pandemi virus corona, jumlah pengiriman mengalami penurunan. Yakni 200 kilogram per tiga hari.

"Memang beberapa kota mulai membatasi aktivitas gudang karena virus corona. Tentu ini membuat kami harus mencari cara lain untuk menghabiskan stok buah," katanya saat ditemui IDN Times di kebunnya, Selasa (31/3).

2. Masih banyak buah yang belum dipanen

Keluh Kesah Petani Buah Kota Batu di Tengah Wabah Virus Corona Buah jambu kristal hasil panen yang siap dikemas dan dipasarkan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Hardi mengakui bahwa kondisi saat ini memang menyulitkan para petani. Apalagi beberapa kebun jambu kristal sudah memasuki masa panen.

Terlihat dari beberapa kebun yang masih belum sempat dipetik. Sebagian buah malah harus rontok dan jadi pupuk kompos alami lantaran tak sempat dipanen. Wisata petik jambu kristal yang ada di sana juga ditutup sementara. Namun demikian, para pekerja masih tetap beraktivitas seperti biasa, membersihkan serta mengemas buah usai dipetik. 

"Memang paling terasa saat wisatanya ditutup. Tetapi bagaimanapun juga kami harus bisa menjadi petani yang tangguh dalam situasi apapun," tambahnya. 

Baca Juga: Pemkot Batu Siapkan Formula Bantuan untuk Masyarakat di Tengah Corona

3. Pilih pasarkan ke luar Jawa

Keluh Kesah Petani Buah Kota Batu di Tengah Wabah Virus Corona Permintaan Jambu Kristal dari luar Jawa alami peningkata. IDN Times/ Alfi Ramadana

Sebagai alternatif untuk mengatasi menurunnya pengiriman ke kota-kota di Jawa, Hardi kini mulai mengalihkan ke pengiriman ke luar Jawa. Setidaknya ada dua tujuan pengiriman jambu rristalnya. Yaitu Kalimantan dan Makassar. Namun, pengiriman tersebut tidak dilakukan secara langsung, melainkan melalui vendor. 

"Pengiriman ke luar Jawa harus kami lakukan karena beberapa kota di Jawa menerapkan isolasi," tambahnya. 

4. Berharap pemerintah punya kebijakan untuk petani

Keluh Kesah Petani Buah Kota Batu di Tengah Wabah Virus Corona Petani Jambu Kristal harus mencari alternatif pemasaran panen mereka lantaran sejumlah isolasi di kota besar. IDN Times/ Alfi Ramadana

Hardi berharap ada kebijakan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Terutama untuk menyelamatkan hasil panen dari para petani. Sehingga, ketika stok buah melimpah, masih tetap bisa dipasarkan untuk jangka waktu yang lebih lama. 

"Sekarang yang bisa kami lakukan hanya memaksimalkan hasil panen. Lalu sebisa mungkin segera menjual habis stok buah yang ada," jelasnya. 

5. Juga pasarkan dengan sistem delivery online

Keluh Kesah Petani Buah Kota Batu di Tengah Wabah Virus Corona Pekerja sedang mengemas Jambu Kristal sebelum dipasarkan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Selain mengirim ke luar Jawa, pihaknya juga memasarkan buah hasil panen kebunnya tersebut melalui online. Bahkan dirinya juga memberikan pelayanan delivery order kepada para pembeli dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan.

"Tentu saja tetap dengan kewaspadaan tinggi saat pengiriman. Istilahnya kamu di rumah saja, kami yang antar," pungkasnya. 

Baca Juga: Satu Pasien Positif COVID-19 di Kota Batu Tak Alami Gejala Klinis

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya