Heboh Bullying Sesama Pelajar, Ini Penjelasan SMPN 16 Kota Malang 

Korban harus dirawat di rumah sakit

Malang, IDN Times - Belakangan Kota Malang dihebohkan dengan munculnya kasus perundungan antar sesama siswa sekolah. Hal itu terjadi di SMPN 16 Kota Malang.

Kasus perundungan diduga dilakukan oleh tujuh siswa kepada seorang siswa kelas VII berinisial MS (13). Ia bahkan harus mendapat perawatan di RS Lavallete Kota Malang setelah jari tangan kanan dan kakinya mengalami memar karena diinjak oleh temannya. Kejadian itu disebutkan terjadi di masjid sekolah sebelum salat Zuhur, pekan lalu.

1. Sekolah sebut para siswa punya catatan perilaku yang baik

Heboh Bullying Sesama Pelajar, Ini Penjelasan SMPN 16 Kota Malang Seorang siswa SMPN 16 harus menjalani perawatan setelah mengalami perundungan dari temanya. IDN Times/ Alfi Ramadana

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Kepala SMPN 16 Kota Malang Syamsul Arifin menjelaskan bahwa kejadian sebenarnya tidak seperti kabar yang beredar luas saat ini. Memang, dirinya tak menampik jika memang ada kasus tersebut. Namun, menurutnya bahwa apa yang terjadi sebenarnya tidak separah yang beredar luas.

Ia menjelaskan bahwa kejadian tersebut sebenarnya karena gurauan sesama teman. Tetapi memang ada sedikit gurauan yang berlebihan. 

"Tujuh anak tersebut saya panggil dan mengiyakan sudah melakukan penginjakan. Tetapi sebenarnya mereka merupakan siswa yang baik, termasuk siswa yang jadi korban. Mereka ini tidak memiliki catatan pelanggaran apapun. Kejadianya memang bercandaan antar teman. Mungkin karena sesama teman ketika diinjak berteriak dianggap pura-pura, jadi diinjak lagi oleh teman lainya," bebernya dikonfirmasi IDN Times, Jumat (31/1).

2. Orangtua korban sempat panik

Heboh Bullying Sesama Pelajar, Ini Penjelasan SMPN 16 Kota Malang Kepala Sekolah SMPN 16 Kota Malang. IDN Times/ Alfi Ramadana

Setelah kejadian itu, MS harus mendapat perawatan di RS Lavalette. Namun, kemudian ada pernyataan dari dokter bahwa jari tangan korban harus diamputasi.

Mendapati hal tersebut, orangtua korban panik dan mendatangi sekolah. Kemudian oleh pihak sekolah dimediasi untuk bertemu dengan orangtua dari anak-anak yang melakukan perundungan tersebut. 

"Kedua belah pihak sudah bertemu dan tidak ada masalah. Orangtua pelaku juga sudah meminta maaf dan siap menanggung biaya pengobatan dari korban hingga selesai," tambahnya. 

Baca Juga: Sakit Hati karena Di-Bully Gendut, Tega Membunuh dan Bakar Teman Kerja

3. Tak sampai harus amputasi

Heboh Bullying Sesama Pelajar, Ini Penjelasan SMPN 16 Kota Malang SMPN 16 Malang tengah didera kasus perundungan yang dilakukan siswanya. IDN Times/ Alfi Ramadana

Di sisi lain, Syamsul menyebutkan bahwa saat ini kondisi MS sudah semakin membaik. Isu yang sebelumnya menyeruak bahwa yang bersangkutan harus diamputasi dibantah oleh Syamsul. Menurutnya, apa yang beredar tersebut tidak benar. Cedera yang dialami salah satu siswanya tersebut tak separah yang yang beredar. 

"Tidak benar kalau harus amputasi. Cederanya hanya memar saja di jari tangan kanan dan kaki. Sekarang kondisinya sudah semakin baik," jelasnya. 

4. Korban dan pelaku sudah saling mengenal

Heboh Bullying Sesama Pelajar, Ini Penjelasan SMPN 16 Kota Malang Syamsul Arifin beberkan bahwa korban dan pelaku sudah saling mengenal. IDN Times/ Alfi Ramadana

Di sisi lain, baik pelaku maupun korban sudah saling mengenal satu sama lain. Mereka tergabung dalam organisasi yang sama yakni Pramuka Penggalang dan Badan Dakwah Islam. Memang korban merupakan sosok yang pendiam meskipun sebenarnya termasuk siswa yang pintar. 

"Korban ini masih kelas VII dan yang melakukan juga masih sama kelas VII sama ada dua orang dari kelas VIII," katanya. 

5. Belum berikan keputusan hukuman

Heboh Bullying Sesama Pelajar, Ini Penjelasan SMPN 16 Kota Malang Ilustrasi bullying. IDN Times/Mia Amalia

Terlepas dari itu, pihaknya saat ini masih belum memutuskan mengenai punishment untuk anak-anak yang melakukan penginjakan ini. Sebab, pihaknya masih mengumpulkan informasi dengan jelas terlebih dahulu sebelum nantinya bisa menjadi pijakan mengambil keputusan. 

"Kami tidak mau gegabah dalam memberikan pembinaan. Kami ingin semuanya jelas dulu sebelum nantinya mengambil keputusan. Untuk sementara anak-anak yang melakukan penginjakan ini masih sekolah seperti biasa," pungkasnya. 

Baca Juga: Yang Perlu Kita Bicarakan Saat Membincangkan Bullying

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya