Cerita Aremania Terdesak di Pintu 10 Kanjuruhan

Trauma untuk kembali nonton ke Stadion

Malang, IDN Times - Insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) menimbulkan trauma bagi mereka yang selamat. Salah satunya adalah Arya Catur Erlangga (17) Aremania asal Jalan Candra Kirana, Gg Manggis RT 03, RW 03 Dusun Sanan, Desa Watugede, Singosari, Kabupaten Malang. Ia harus kehilangan satu rekannya lantaran insiden tersebut. 

Angga begitu Arya Catur Erlangga disapa, menceritakan bahwa dirinya berangkat ke Stadion Kanjuruhan bersama 9 temannya. Sesampainya di stadion, mereka masuk di tribun 10. Saat di dalam kondisi masih sangat kondusif bahkan sampai pertandingan berakhir. Situasi mulai tidak kondusif saat ada beberapa Aremania yang masuk ke lapangan dan mendapat halauan dari petugas. 

"Saat itu juga teman-teman di tribun tidak ada kericuhan. Semua baik-baik saja sampai gas air mata ditembakkan ke arah tribun," katanya Senin (3/10/2022). 

Lebih lanjut, setelah asap gas air mata mulai mengepul, Angga berusaha mengumpulkan rekan-rekannya. Ia meminta rekan-rekannya itu untuk tidak beranjak terlebih dahulu. Karena pada saat kejadian kondisi di pintu keluar juga cukup padat dengan Aremania lain. 

"Saat situasi mulai kacau, saya langsung gandeng tangan Faruk, Fajar, dan Zidan. Tetapi pada saat yang bersamaan ada yang menarik tangan saya sehingga membuat terpisah dari teman-teman. Kemudian saya sempat tertindih oleh Aremania lain yang membuat sulit bernapas," imbuhnya. 

Dalam kondisi tersebut, Angga mengakui bahwa dirinya sudah pasrah. Sebab, situasi di pintu keluar 10 saat kericuhan memang sangat padat. Dirinya juga sempat hendak pingsan. Beruntung ada Aremania lain yang berusaha membantunya untuk tetap tersadar. Kemudian dirinya juga mencoba membantu Aremania lain yang ada di depannya untuk tetap bisa kuat.

"Kemudian Aremania yang sudah berhasil keluar berusaha untuk mendorong agar yang sedang berdesakan ini bisa keluar juga. Saya kemudian mendorong orang yang menekan di belakang saya menggunakan siku untuk bertahan," jelasnya 

Setelah kondisi menegangkan tersebut, Angga kemudian berusaha untuk kembali berdiri. Dengan sisa tenaga, dirinya memaksa berdiri kembali naik ke tribun. Saat itu, kondisinya sudah antara sadar dan tidak. Beruntung dirinya dibantu oleh dua orang Aremania lain yang memberikan dirinya air minum dan membantu keluar dari pintu 9. 

"Setelah keluar saya kemudian menuju parkiran. Saat itu saya bertemu dengan beberapa teman dan beristirahat untuk menata napas. Saat itu, saya kemudian mendapat kabar bahwa Fajar teman saya sudah tidak ada," tandasnya.

Baca Juga: Cerita Aremania Bareng Sempat Terjepit 30 Menit Saat Tragedi

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya