Cerita Aremania saat Kerusuhan Pecah di Kanjuruhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Kericuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) menyisakan pilu mendalam. Sampai saat ini 129 korban dilaporkan meninggal dunia dan 180 lainnya mengalami luka-luka atas insiden tersebut. Peristiwa tersebut menjadi tragedi paling kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia.
1. Aremania hanya ingin luapkan kekecewaan
Salah satu korban luka, Muhammad Roandi Cahyono menceritakan bahwa pada saat kejadian dirinya merupakan salah satu suporter yang turun ke lapangan. Saat itu, tujuan dirinya turun ke lapangan hanya ingin meluapkan kekecewaan atas kekalahan yang dialami Arema FC. Namun apa yang terjadi justru di luar dugaan mereka. Riandi dan aremania lain justru mendapat perlakuan yang tak layak. Ia mengakui dipukul oleh petugas keamanan. Lebih sedihnya lagi, ia melihat bahwa gas air mata dilepaskan ke kerumunan suporter.
"Kami cuma ingin protes kepada tim kenapa performanya tidak bagus. Tujuan kami ingin tim bisa bagus kembali," urainya Minggu (2/10/2022).
Baca Juga: Korban Meninggal Kerusuhan Kanjuruhan Jadi 129 Orang
2. Suporter chaos saat gas air mata dilepaskan
Pada saat peristiwa tersebut, Riandi mengakui berada di tribun dekat papan skor. Kemudian saat situasi mulai tidak kondusif, tembakan gas air mata justru membuat situasi makin chaos. Asap dari gas air mata membuat banyak suporter mengalami sesak napas hingga jatuh kesakitan termasuk dirinya.
"Kasihan teman-teman banyak yang jatuh. Saya juga mengalami sesak napas," imbuhnya.
3. Terpisah dengan sang kekasih
Karena insiden tersebut, Riandi mengakui terpisah dengan kekasihnya. Ia mengaku berangkat bersama dengan kekasihnya dengan mengendarai sepeda motor dari Blitar. Sampai saat ini dirinya belum bertemu kembali dengan sang kekasih.
"Saya tidak tahu pacar saya di mana. Belum ketemu sampai sekarang," sambungnya.
4. Kondisi sudah mulai membaik
Terlepas dari itu, Riandi mengakui saat ini kondisinya sudah mulai membaik. Sesak napas yang sebelumnya ia alami lantaran efek menghirup gas air mata, kini sudah mulai hilang. Hanya saja dirinya masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya lantaran terjatuh saat chaos terjadi.
"Alhamdulillah kondisi saya saat ini sudah mendingan," tandasnya.
Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan yang Tewaskan 127 Orang