Anak Ini Selamat, Tapi Kedua Orangtuanya Meninggal di Kanjuruhan 

Selamat setelah terdorong ke pintu keluar

Malang, IDN Times - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan masih menyisakan duka mendalam. Salah satunya bagi seorang anak asal Bareng, Kota Malang, Muhammad Alfiansyah (11). Ia harus kehilangan kedua orang tuanya yakni M Yukianton dan Devi Ratna Sari lantaran insiden yang terjadi di Kanjuruhan. 

Paman Alfiansyah, Doni menjelaskan bahwa pada saat kejadian dirinya juga berada di tribun 14 bersama dengan anak serta keluarga dari Muhammad Alfiansyah. Setelah pertandingan selesai mereka memang sengaja tetap bertahan di tribun. Tujuannya adalah menunggu agar pintu keluar agak longgar. 

Namun di kejauhan nampak beberapa Aremania masuk ke lapangan menghampiri para pemain. Hal itu kemudian mendapat halauan dari petugas yang memicu gelombang lebih besar Aremania mencoba merangsek ke lapangan. Dalam kondisi tersebut dirinya masih belum beranjak, tapi sudah mulai mengamankan diri terutama anak mereka. Termasuk juga Yulianton dan sang istri yang berupaya melindungi M Alfiansyah. 

"Saat itu tiba-tiba ada suara tembakan gas air mata sebanyak dua kali ke arah tribun. Saat tembakan pertama, situasinya masih cukup terkendali. Lalu pada tembakan kedua suasana di tribun menjadi kacau dan panik," katanya Senin (3/10/2022).

Karena situasi mulai panik, Doni menyebut bahwa dirinya langsung mengamankan putranya terlebih dahulu, begitu juga dengan kakak iparnya berusaha mengamankan M Alfiansyah. Ia kemudian mulai menuju pintu keluar dan memilih posisi pagar yang mepet di tembok. 

"Dalam posisi berdesakan-desakan, saya sama anak saya berusaha keluar mengikuti alur tangga. Setelah sampai di luar saya bertemu dengan tetangga saya dan anaknya. Tetapi kakak ipar saya belum terlihat, " jelasnya

Berselang 10 menit setelah dirinya di luar, tiba-tiba ada seorang anak yang menghampiri dirinya. Anak tersebut tak lain adalah M Alfiansyah yang terpisah dengan kedua orangtuanya. Mengetahui sang keponakan hanya seorang diri, Doni kemudian berusaha masuk kembali ke dalam untuk mencari kedua kakak iparnya. 

"Baru mau masuk tiba-tiba ada orang-orang membopong keluar seorang perempuan. Saat saya lihat pakaiannya ternyata itu adalah kakak perempuan saya. Kemudian saya minta untuk diturunkan tidak jauh dari pintu. Saya masuk lagi untuk mencari suaminya, dan tidak lama juga dibopong keluar," tambahnya. 

Pada saat itu, Doni belum bisa memastikan kondisi kesehatan dari orangtua keponakannya itu. Namun, saat itu dirinya melihat bahwa kondisi kakak perempuannya mengalami lebam pada wajah. Sementara sang suami kondisi fisiknya baik.

"Saya coba untuk tepuk-tepuk badannya agar tersadar, tetapi tidak ada respon. Kemudian saya minta bantuan teman saya untuk mencari bantuan medis di VIP. Mungkin saat itu kakak saya (meninggal) tidak adanya," tandasnya.

Baca Juga: Cerita Eko Prianto, Mendobrak Gate 13 Kanjuruhan Selamatkan Korban

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya