Wabah PMK, Peternak di Kota Batu Merugi Jutaan Rupiah   

Produksi susu tak maksimal, sapi pun dijual

Batu, IDN Times - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai mengancam para peternak di Kota Batu. Tercatat dalam sepekan terakhir dilaporkan ada 12 ternak sapi yang mati diduga terinfeksi PMK. Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bahkan, hampir setiap hari selalu ada peternak yang kehilangan sapi diduga terinfeksi PMK. 

1. Warga pilih jual sapi

Wabah PMK, Peternak di Kota Batu Merugi Jutaan Rupiah   Ilustrasi ternak sapi, hewan yang paling rawan terinfeksi PMK. Dok/Humas UMM

Suwadi, warga Desa Junrejo menjelaskan bahwa sejauh ini sudah ada sekitar 10 ekor sapi yang mati di lingkungannya. Dirinya yang sempat memiliki hingga 7 ekor sapi kini hanya tersisa satu ekor saja. Tiga ekor mati dan dua lainnya dijual. 

"Daripada kehilangan sapi, warga memilih menjualnya entah itu dalam kondisi sehat atau sakit. Bagi kami yang penting sapi terjual walau harganya juga di bawah standar," jelasnya Senin (23/5/2022). 

2. Harga sapi turun

Wabah PMK, Peternak di Kota Batu Merugi Jutaan Rupiah   Harga sapi tahun ini cenderung mengalami penurunan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Lebih jauh, Suwadi menambahkan bahwa karena ancaman wabah PMK tersebut, warga termasuk dirinya terpaksa menjual sapi dengan harga di bawah standar. Kondisi itu sebenarnya cukup merugikan, namun paling tidak peternak masih mendapat hasil ketimbang memaksakan tetap bertahan tetapi sapi justru mati. 

"Sapi yang biasanya dijual Rp15  juta per ekor hanya laku dijual Rp10 juta," imbuhnya. 

Baca Juga: Peternak Sapi di Surabaya Was-was Masuknya PMK

3. Produksi susu juga tak maksimal

Wabah PMK, Peternak di Kota Batu Merugi Jutaan Rupiah   Elmmi Nafi' tahun ini sudah menjual lebih dari 100 ekor sapi kurban. IDN Times/ Alfi Ramadana

Selaina kehilangan sapi, produksi susu yang biasanya bagus menjadi tak maksimal. Ia menyebut normalnya, satu ekor sapi bisa menghasilkan 15 hingga 18 liter susu per hari. Tetapi karena terpengaruh wabah PMK, produksi susu menurun drastis hingga 8 liter saja.

Pihaknya berharap pemerintah segera bisa mengambil tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan ini. Terlebih, mayoritas sapi yang dipelihara merupakan sapi perah dan menjadi mata pencaharian warga.

"Paling tidak pemerintah bisa membantu meringankan beban peternak yang terdampak PMK. Mungkin bisa dengan memberikan bantuan kebutuhan pokok. Karena saat ini sapinya sakit dan ada yang mati juga. Jadi mereka tidak mendapat hasil dari produksi susu," imbuhnya. 

4. Total sudah ada 12 sapi mati

Wabah PMK, Peternak di Kota Batu Merugi Jutaan Rupiah   Ilustrasi ternak sapi, hewan yang paling rawan terinfeksi PMK. Dok/Humas UMM

Sementara itu, Kapolsek Junrejo, Iptu Anton menjelaskan bahwa per hari Minggu (22/5/2022) dilaporkan sebanyak 12 ekor sapi mati di Desa Junrejo. Sementara sebanyak 173 ekor sapi juga sakit dari total 217 ekor sapi yang ada di Desa Junrejo. 

Sebagai upaya membantu masyarakat untuk pencegahan, Polsek Junrejo  menerjunkan anggotanya untuk berkomunikasi dengan masyarakat terutama peternak. Masing-masing anggota yang ditugaskan memantau kondisi kesehatan sapi-sapi yang ada dan berupaya untuk mencegah penularan PMK. 

"Kami berusaha memberi dukungan moral untuk masyarakat agar jangan terlalu panik. Karena apa yang dialami peternak ini tidak serta merta dihadapi sendiri. Ada Dinas Kesehatan, TNI/Polri dan jajaran instansi lain yang siap membantu. Ternak yang sakit bisa diobati," tandasnya. 

Baca Juga: PMK Terus Mengancam, Akademisi UMM Berikan Tips Atasi Ternak Sakit

Alfi Ramadana Photo Community Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya