Kisah Guru di Tuban, Berjalan Kaki dan Naik Perahu 4 KM Saat Bertugas

Selamat Hari Pendidikan Nasional pahlawan tanpa tanda jasa

Tuban, IDN Times- Perjuangan Amalin (31), seorang guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Islamiyah Dusun Dermalang, Desa Mlangi, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban tidaklah mudah. Karena Amalin kerap dihadapkan dengan kondisi medan jalan yang sulit selama mengabdi menjadi guru.

Perjalanan darat dengan berjalan kaki dan naik perahu sejauh 4 kilometer kerap ia lalui.

Baca Juga: Kehidupan Menantang Warga Kampung Rawa Dermalang

1. Guru di Sekolah ini digaji Rp300 ribu

Kisah Guru di Tuban, Berjalan Kaki dan Naik Perahu 4 KM Saat BertugasSiswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Tuban. Dok. Istimewa

Amalin adalah seorang kepala Madrasah, selama itulah ia kerap mengikuti dinas luar baik di kecamatan maupun kabupaten dan harus melewati Medan yang sulit. Saat ini, lanjut Amalin, ada 23 siswa yang yang ia ajar dan 6 guru yang mengajar. Enam guru diantaranya belum tersertifikasi sehingga hanya mendapatkan gaji Rp300 perbulan. 

"Ya kerap, kadang seminggu dua atau tiga kali harus mengikuti kegiatan di luar sekolah dan perjalanan menuju ke Desa Mlangi tidak mudah saya harus berjalan kaki dan naik perahu menyusuri sungai satu jam," kata Amalin, Minggu (2/5/2021).

2. Sudah menjadi guru sejak tahun 2018 lalu

Kisah Guru di Tuban, Berjalan Kaki dan Naik Perahu 4 KM Saat BertugasSiswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Tuban. Dok. Istimewa

Menjadi seorang guru sudah dijalani Amalin sejak tahun 2018 lalu. Meski terbilang berat. Namun Amalin tak merasa terbebani ia justru berkeinginan agar anak-anak yang ada di desanya tersebut bisa menjadi orang-orang yang berguna bagi masyarakat dan bangsa.

"Berat mas perjuangan menjadi guru di sini harus memang benar-benar terpanggil," kata pria alumni Ponpes Sunan Drajat ini.

3. Selama mengajar ia sudah kehilangan 2 laptop karena rusak

Kisah Guru di Tuban, Berjalan Kaki dan Naik Perahu 4 KM Saat BertugasSiswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Tuban. Dok. Istimewa

Amalin mengatakan, selama ia menjadi seorang guru, dua laptop dan satu printer yang harganya jutaan rupiah tersebut rusak. Kerusakan itu disebabkan karena kurangnya daya aliran listrik. Namun sekarang sejak ia dan sejumlah warga Dermalang lainnya mengusulkan agar menambah daya aliran listrik seluruh peralatan elektronik bisa ia gunakan.

"Dulu lampu 3 watt listriknya sudah tidak kuat. Itu sebabnya laptop dan mesin printer saya rusak mas," katanya.

Baca Juga: Gaji Rp200 Ribu, Guru di Lamongan Nyambi Jualan Es Keliling

Imron Saputra Photo Verified Writer Imron Saputra

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya