Stafsus Millennials Dibilang Pencitraan, Wagub Emil: Logikanya Gimana?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak angkat bicara soal staf khusus (stafsus) millennials yang mendampingi Presiden Joko "Jokowi" Widodo hingga lima tahun ke depan. Menurutnya, tujuh orang pilihan Jokowi itu memiliki kualitas yang sudah terbukti.
"Yang saya tahu, nama-nama yang diangkat beliau (Jokowi) itu memang berkualitas. Memiliki bukan hanya intelektualitas yang tinggi, tapi juga punya rekam jejak inovasi yang bermanfaat ke masyarakat," kata Emil di Surabaya, Selasa (26/11).
1. Pembuktian dari mereka bukan hal instan
Emil meyakini, segudang prestasi yang mereka torehkan adalah hasil perjuangan yang tidak mudah.
"Saya pernah bertemu sebagian dari mereka dan sepak terjangnya dalam berjuang pada masyarakat ada. Jadi bukan instan," tambah orang nomor dua di Jawa Timur itu.
2. Berharap bisa memberikan ide-ide segar
Senada dengan Jokowi, Emil berharap para pendamping presiden itu bisa memberikan ide-ide segar bagi kebijakan bangsa.
"Mereka anak-anak muda yang mudah-mudahan bisa menyuntik kita dengan ide-ide yang fresh, yang baru. Tentunya kita sebagai generasi milenial juga jangan lupa bahhwa setiap hal punya kompleksitasnya sendiri-sendiri," paparnya.
Baca Juga: Ayu Kartika Tak Peduli Disebut Jadi Stafsus Jokowi karena Privilege
3. Keputusan Jokowi bukan pencitraan
Terkait banyak pihak yang memberikan cibiran pedas kepada para staf khusus dan Jokowi, Emil menampik bahwa keputusan presiden merupakan langkah pencitraan untuk meningkatkan popularistas.
"Kenyataannya kan ini diangkat jadi staf khusus. Lalu, bahwa ini hanya pencitraan, logikanya bagaimana? Kalau ini kan sudah diangkat resmi, diperkenalkan di Istana oleh Presiden langsung. Tentunya, waktu yang akan menjawab bagaimana presiden konsisten dengan penerapan ide-ide yang fresh," tutup mantan bupati Trenggalek tersebut.
Baca Juga: Jadi Staf Khusus, Putri Tanjung dan Belva Digaji Rp51 Juta per Bulan