Sejarah Sriwijaya Air, Ingin Satukan Nusantara Bak Kerajaan Sriwijaya

Terbang perdana 10 November 2003

Sriwijaya Air dikenal salah satu maskapai terbesar di Tanah Air. Maskapai ini fokus bisnis penerbangan penumpang dan layanan pengiriman barang, dengan jangkauan nasional maupun regional.

Maskapai ini diketahui menerbangkan lebih dari 950.000 penumpang setiap bulannya. Selain itu, merambah 53 destinasi termasuk tiga negara di tingkat regional dan daerah-daerah tujuan wisata popular lainnya di seluruh Indonesia.

Sejak berdiri tepat Hari Pahlawan 10 November 2003, Sriwijaya Air berhasil merengkuh berbagai target yang dikemas dalam misi dan visinya. Misalnya, mengedepankan layanan berkualitas, menjadi maskapai penerbangan yang mampu bersaing secara nasional maupun regional, siap berekspansi bisnis pada level dunia, mengadopsi tekonologi terkini dan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien.

Berikut beberapa fakta seputar maskapai ini dihimpun dari berbagai sumber

1. Didirikan demi misi menyatukan seluruh kawasan nusantara seperti keinginan raja Kerajaan Sriwijaya

Sejarah Sriwijaya Air, Ingin Satukan Nusantara Bak Kerajaan Sriwijayanovia

Sriwijaya Air didirikan Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Ide awal perusahaan ini berdiri bak sesuai nama brand-nya.

Sriwijaya Air didirikan bertujuan menyatukan seluruh kawasan Nusantara seperti keinginan raja kerajaan Sriwijaya dahulu. Keinginan tersebut kemudian diwujudkan melalui pengembangan transportasi udara.

Tepat pada hari Pahlawan, 10 November 2003, Sriwijaya Air memulai penerbangan perdananya rute Jakarta-Pangkalpinang pergi pulang (PP), Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP.

Baca Juga: [BREAKING] Sriwijaya Air Hilang Kontak Nelayan Pulau Seribu Dengar 2 Kali Ledakan

2. Berawal dari satu armada

Sejarah Sriwijaya Air, Ingin Satukan Nusantara Bak Kerajaan Sriwijayainstagram.com/sriwijayair

Mulanya, Sriwijaya Air hanya mengoperasikan satu armada Boeing 737-200. Seiring waktu, bertambah hingga memiliki 15 armada Boeing 737-200. Perusahaan ini pun terus menambah pesawat seri teranyar seperti Boeing 737-300,Boeing 737-400, Boeing 737-500W,dan Boeing 737-800NG.

Ajang Paris Air Show 2015, Sriwijaya Air mengumumkan pemesanan dua unit 737-900ER dengan 20 unit 737 MAX 8 sebagai opsi yang akan diambil pada masa depan. Pesanan ini merupakan pertama kalinya Sriwijaya Air memesan pesawat yang benar-benar baru dan langsung dari pabriknya. Kedua 737-900ER milik Sriwijaya Air telah tiba bersamaan pada 23 Agustus 2015.

3. Raih sejumlah penghargaan hingga terbitkan buku braille

Sejarah Sriwijaya Air, Ingin Satukan Nusantara Bak Kerajaan Sriwijayablindfoundation.org.nz

Tak hanya fokus bisnis, Sriwijaya Air pernah menyabet penghargaan keselamatan penerbangan dari Boeing, yaitu Boeing International Award for Safety and Maintenance of Aircraft. Penghargaan itu diberikan setelah inspeksi dilakukan selama beberapa bulan oleh tim dari Boeing Company.

Maskapai ini juga tercatat pada Agustus 2015, kembali mendapatkan sertifikasi keselamatan penerbangan, yaitu Basic Aviation Risk Standard(BARS). Sertifikasi ini dilakukan oleh Flight Safety Foundation, berbasis di Amerika Serikat.

Komitmen lain dilakukan Sriwijaya Air tercatat Agustus 2011 meluncurkan buku panduan berbahasa braille dan program khusus untuk penanganan terhadap penyandang disabilitas tuna netra yang ingin menaiki transportasi udara.

Menariknya, para awak kabin telah dilatih secara khusus untuk menangani penumpang disabilitas. Pelatihan semisal cara pendekatan personal dan dengan sentuhan fisik.

Baca Juga: [BREAKING] Ada 7 Anak-anak dan 3 Bayi di Pesawat Sriwijaya Air SJY 182

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya