Ini Penjelasan Kemenkes Soal Masa Kekebalan Tubuh Setelah Vaksinasi

Vaksin yang dipakai Indonesia manjur untuk virus varian baru

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, orang yang telah divaksinasi COVID-19 sebanyak dua kali belum terjamin kebal terhadap COVID-19 seumur hidup.

Terlebih, vaksin COVID-19 merupakan vaksin baru yang perlu penelitian lebih lanjut soal berapa lama vaksin tersebut mampu memberi kekebalan tubuh terhadap virus corona.

“Tapi umumnya vaksinasi influenza hanya bertahan 1 tahun. Kita tunggu hasil penelitian para ahli,” kata Nadia kepada IDN Times, Sabtu (5/6/2021).

1. Vaksin yang dipakai Indonesia manjur untuk COVID-19 varian baru

Ini Penjelasan Kemenkes Soal Masa Kekebalan Tubuh Setelah VaksinasiJuru bicara vaksin dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi (Tangkapan layar YouTube Kemenkes)

Namun begitu, Nadia sebut vaksin yang digunakan di Indonesia misalnya Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna dan Pfizer terbukti mampu memberikan kekebalan tubuh terhadap COVID-19 dan varian baru virus corona.

Di Indonesia sendiri, setidaknya ada empat virus COVID-19 varian baru yaitu virus asal Inggris B.1.1.7, varian asal India B.1.617, varian asal Afrika Selatan B.1.351, dan varian B.1.525. Saat ini, ada 64 kasus COVID-19 varian baru di Indonesia.

“Betul (manjur untuk virus corona varian baru) seperti juga rekomendasi WHO untuk tetap melaksanakan segera vaksinasi dengan vaksin yang ada,” kata Nadia.

Baca Juga: Fadli Zon Sudah Divaksinasi tapi Positif COVID-19, Ini Kata Kemenkes  

2. Baru enam persen masyarakat Indonesia yang menerima vaksin dosis lengkap

Ini Penjelasan Kemenkes Soal Masa Kekebalan Tubuh Setelah VaksinasiIlustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Nadia menjelaskan, baru ada enam persen masyarakat yang mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Mengenai belum adanya lonjakan kasus akibat Hari Raya Idul Fitri, menurutnya hal tersebut bukan karena vaksinasi.

“Lebih karena protokol kesehatan yang ketat dan PPKM mikro,” ujar Nadia.

3. Vaksinasi menurunkan risiko perawatan dan kematian sampai 98 persen

Ini Penjelasan Kemenkes Soal Masa Kekebalan Tubuh Setelah VaksinasiSejumlah tenaga kesehatan mengikuti vaksinasi dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes Pandji Dhewantara mengatakan berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya pemberian vaksinasi dosis lengkap itu secara signifikan dapat menurunkan risiko dan mencegah COVID-19 bergejala.

“Vaksinasi menurunkan risiko perawatan dan kematian sampai 98 persen, jauh lebih besar dibandingkan pada individu yang baru menerima dosis pertama dimana hanya efektif menurunkan sekitar 13 persen risiko COVID-19 bergejala,” katanya dikutip dari portal resmi Kemenkes.

Kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari sampai 18 Maret 2021 dengan fokus pada tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta. Kajian cepat ini menggunakan desain Kohort Retrospektif, yakni menelusuri riwayat setiap individu yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Penelitian ini berfokus pada kelompok tenaga kesehatan baik yang belum divaksinasi maupun yang sudah di vaksinasi, baik dosis pertama maupun yang sudah vaksinasi lengkap sebanyak 2 dosis.

Kajian cepat pada 13 Januari sampai 18 Maret 2021 lalu melibatkan lebih dari 128 ribu orang dengan usia di atas 18 tahun dan rata-rata dari partisipan yang diikutkan 60 persen perempuan dengan rata-rata usia di Kisaran 30 tahun.

“Kajian cepat ini dilakukan berdasarkan data-data sekunder. Jadi data-data yang kita olah itu merupakan data dari berbagai sumber yang ada di Kementerian Kesehatan,” tutur Panji.

4. Vaksinasi Sinovac dosis lengkap mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94 persen

Ini Penjelasan Kemenkes Soal Masa Kekebalan Tubuh Setelah VaksinasiPetugas medis memperlihatkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac sebelum proses penyuntikan menyuntikan ke tenaga kesehatan di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Kamis (14/1/2021) (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa vaksinasi Sinovac dosis lengkap itu bisa menurunkan atau bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94 persen. Kajian cepat tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa pemberian vaksinasi lengkap 2 dosis bisa menurunkan risiko terinfeksi COVID-19 dan mencegah kematian.

Tak hanya itu, pemberian vaksinasi Sinovac 2 dosis dapat mencegah sekitar 96 persen risiko perawatan karena COVID-19, juga mencegah sebesar 98 persen kematian karena COVID-19.

“Hal itu menunjukkan bahwa vaksinasi lengkap itu sangat disarankan karena vaksinasi pemberian dosis pertama itu belum cukup melindungi. Apabila masyarakat sudah menerima vaksinasi penuh atau lengkap itu akan jauh lebih efektif dalam menurunkan risiko COVID-19 baik perawatan maupun kematian,” ujar Panji.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya