Yuri Minta Tindakan Pra Rumah Sakit Dioptimalkan, Tunggu Masukan Ahli

Makin banyak pasien COVID-19 tak bergejala

Surabaya, IDN Times - Untuk menangani COVID-19 di Indonesia utamanya Jawa Timur, saat ini setiap pihak diminta untuk lebih memikirikan solusi upaya sebelum tindakan di rumah sakit. Namun, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan jangan sampai, penanganan pra rumah sakit menjadi menyesatkan apalagi dengan penggunaan rapid test.

1. Yuri tekankan penanganan di pra rumah sakit

Yuri Minta Tindakan Pra Rumah Sakit Dioptimalkan, Tunggu Masukan Ahli(covid19.go.id)

Penanganan pra rumah sakit yang dimaksud adalah mulai dari pencegahan penularan dan deteksi virus. Penanganan pra rumah sakit dianggap lebih penting lantaran COVID-19 merupakan penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah.

"Pendekatan ini yang kita yakinkan bahwa COVID-19 harus diintervesi di pra rumah sakit. Ini adalah kegiatan besar kita. Kalau ditinggu sakit, sebesar apa pun kapasitas rumah sakit kita tidak akan mampu," ujar Yuri dalam webinar yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Airlangga, Senin (6/7/2020).

Penanganan pra rumah sakit yang dimaksud meliputi pencegahan penularan melalui protokol kesehatan serta pendeteksian yang masif. Apalagi saat ini banyak pasien terpapar COVID-19 tanpa gejala yang berpotensi lebih besar dalam menularkan penyakit.

2. Tambahan kasus COVID-19 banyak dari pasien tanpa gejala

Yuri Minta Tindakan Pra Rumah Sakit Dioptimalkan, Tunggu Masukan AhliDirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto berpose di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Yuri menyebutkan, tren pertumbuhan COVID-19 saat ini di Indonesia sudah mulai didominasi pasien tanpa gejela. Buktinya, saat kasus terus naik namun jumlah pasien di rumah sakit tidak bertambah siginifikan. Secara nasional baru 53,93 persen tempat tidur khusus COVID-19 yang terisi. Sementara di Jatim, dari 5.827 tempat tidur baru terisi 4.214.

"Tambahan kasus yang didapatkan tidak signifikan menambah pasien di rumah sakit. Artinya ini adalah hasil tracing yang agresif dan kemudian dilakukan pemeriksaan antigen secara masif," tuturnya.

3. Berhati-hati dengan rapid test

Yuri Minta Tindakan Pra Rumah Sakit Dioptimalkan, Tunggu Masukan AhliIlustrasi rapid test. (IDN Times/Mia Amalia)

Dengan jumlah pasien COVID-19 tanpa gejala yang semakin mendominasi, Yuri pun meminta agar tes semakin dimasifkan. Namun ia meminta agar pemerintah atau rumah sakit tidak menggantungkan diri pada rapid test dengan tingkat keakuratan yang rendah. Ia pun berharap para ahli bisa menemukan metode yang tepat untuk tes COVID-19 secara masif, cepat, dan akurat.

"Ada hal yang menyesatkan mana kala rapid test dipakai sebagai satu-satunya alat ukur untuk menyatakan seseorang tidak sakit. Padahal rapid test itu false negatif ada. Ini yang mulai harus kita data. Kami harap para expert di pra rumah sakit bisa memberikan masukan di dalam penataan kebijakan yang lebih baik," paparnya.

Baca Juga: Yurianto: New Normal Tidak Bisa Berlaku Serentak di 514 Kabupaten Kota

4. Tangani dengan serius pasien tak bergejala agar tidak menular

Yuri Minta Tindakan Pra Rumah Sakit Dioptimalkan, Tunggu Masukan AhliDirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto berpose di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Selain itu, Yuri meminta agar pemerintah menyediakan lebih banyak tempat isolasi bagi para pasien COVID-19 tanpa gejala ini. Ia mencontohkan rumah sakit isolasi seperti RS Wisma Atlet di DKI Jakarta atau Wisata COVID-19 di Makassar yang menempatkan pasien COVID-19 di sebuah hotel.

"Penambahan kasus kalau kami perhatikan sebagian kasus dengan gejala minimal yang tidak butuh dirawat di rumah sakit namun membutuhkan isolasi. Intervensi yang tidak maksimal pada kelompok ini sangat memungkinkan kasus sumber penularan di tengah masyarakat," tegasnya.

Baca Juga: Meninggal Dunia karena COVID-19, Dokter Residen Ini Sempat Sembuh

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya