Pamitan, Soekarwo: Warga Jatim Matang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Jabatan sebagai Gubernur Jawa Timur sebentar lagi akan ditinggalkan oleh Soekarwo. Di masa akhir jabatannya, Soekarwo mengikuti jalannya sidang paripurna bersama DPRD Provinsi Jawa Timur, Senin (11/2). Sidang tersebut beragendakan persetujuan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penanaman Modal.
Baca Juga: Pidato di HPN, Soekarwo Bahas Wartawan 'Bodrek' hingga RS Jiwa
1. Soekarwo setujui Raperda Penanaman Modal
Usai jalannya sidang, Soekarwo menyetujui diadakannya Raperda Penanaman Modal. Menurutnya Raperda ini sudah sesuai dan berpihak pada UMKM. Ia pun menandatangani Raperda tersebut bersama jajaran pimpinan DPRD Jatim.
"Jadi menurut pendapat saya sudah dalam jalur yang benar. Perda ini juga sebagai perlindungan afirmatif yang jelas terhadap investasi ekonomi kerakyatan atau usaha kecil," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima IDN Times, Selasa (12/2).
2. Dianggap memberikan iklim positif
Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, menuturkan bahwa Raperda Penanaman Modal dapat menciptakan iklim penanaman modal secara positif di Jatim. Pasalnya dalam Raperda tersebut terdapat upaya menarik investor yang tidak hanya dilakukan dengan percepatan pelayanan perizinan, tapi juga dengan promosi penanaman modal baik di dalam maupun luar negeri.
"Dengan iklim penanaman modal positif, maka pertumbuhan ekonomi di Jatim akan positif, dan saya berharap Jatim akan senantiasa dalam level tinggi pencapaian indeks penanaman modal secara nasional," tuturnya.
3. Masyarakat Jatim disebut matang berdemokrasi
Dalam sidang paripurna tersebut, Pakde Karwo juga menyampaikan apresiasinya terhadap masyarakat Jatim. Dalam 10 tahun masa kepemerintahannya, Pakde Karwo merasa masyarakat Jatim matang dalam berdemokrasi.
"Suasana seperti ini yang kemudian melahirkan pemerintahan di Jatim yang menekankan pendekatan musyawarah mufakat atas dasar pandangan hidup yakni persaudaraan dan kekerabatan," ungkapnya.
4. Merasa cocok dengan jajaran legislatif
Selain itu, Pakde Karwo juga merasa cocok dengan para anggota DPRD Jatim. Menurut Pakde Karwo, selama ini pengambilan keputusan yang melalui proses musyawarah dianggap sesuai dengan sistem demokrasi yang ada.
"Inilah working ideologi yang sangat baik. Ideologi bekerja dalam kehidupan sehari-hari, bukan ideologi yang menjadi slogan. Terakhir, saya pribadi dan atas nama keluarga mohon maaf lahir batin. Dimana dalam kehidupan ini yang maksudnya baik belum tentu juga penerimaan atau pelaksanannya juga baik," tutupnya.
Baca Juga: Pamitan, Soekarwo Minta Khofifah Lanjutkan "Kapal" Jatim