Jadi Wisatawan hingga Kecopetan saat Listrik Padam di Jakarta

Padamnya listrik menghambat segala aktivitas

Jakarta, IDN Times - Minggu (4/8) harusnya menjadi hari yang indah untukku. Hari itu adalah hari pertama liburanku yang selama di DKI Jakarta bersama salah satu sahabatku, Eva. Namun alih-alih menyenangkan, hari Minggu itu malah menjadi hari yang begitu melelahkan akibat pemadaman listrik massal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung.

Sebagai seorang wisatawan domestik, listrik menjadi begitu penting lantaran akses transportasi yang kuandalkan adalah ojek daring. Sayangnya, padamnya lampu menghambat pergerakan hingga menyulitkan ketika kami kecopetan. Rencana untuk berwisata ke Museom of Indonesia dan Jicomfest pun gagal total.

Baca Juga: PLN Sebut Pohon Sengon di Ungaran Penyebab Listrik Padam Jabodetabek

1. Transportasi wisatawan terkendala

Jadi Wisatawan hingga Kecopetan saat Listrik Padam di JakartaIDN Times/Helmi Shemi

Selama di Jakarta, aku tinggal di kamar kos Eva di sekitar kawasan Kebon Kacang. Minggu pukul 11.30 WIB mati lampu belum kita sadari akan menjadi begitu mempengaruhi hidup. Aku pergi ke rumah saudara di kawasan Kalbera, Kuningan.

Sementara Eva nge-gym di Grand Indonesia. Saat masing-masing sudah mulai mengakses aplikasi ojek online, di sini bencana dimulai. Jaringan seluler tiba-tiba hilang. Otomatis internet pun sulit dijangkau. Untuk mendapat orderan ojol, setidaknya kami harus menunggu sekitar satu setengah jam. Itu pun kita perlu membatalkan pemesanan hingga 3 kali.

Akhirnya pukul 13.00 WIB aku mendapat ojek yang mengantarku ke Karbela. Selama di perjalanan, ia mengeluh tentang susahnya akses internet dan sistem aplikasi ojol. Ia bercerita bagaimana rekan-rekannya mendapat pemesanan dengan titik jemput yang tak masuk akal.

"Masak teman saya di Tanah Abang, eh dapatnya di Pasar Senen. Kan jauh itu jemputannya," keluh Andi Supriadi, salah satu mitra Grab. Hal lain yang membuatku tercengang adalah, di perjalanan Andi menunjuk ke rel kereta api. Di sana terlihat sebuah kereta berhenti di tengah perjalanan. Andi mengajakku bersyukur setidaknya aku masih bisa leluasa di luar kereta.

2. Sempat kecopetan

Jadi Wisatawan hingga Kecopetan saat Listrik Padam di Jakartatelitec.com

Usai dari Kalbera, aku berencana ketemu lagi dengan Eva di kawasan Masjid Istiqlal untuk bersama-sama ke Museum of Indonesia sekitar pukul 15.00 WIB. Berbagai drama sempat terjadi saat memikirkan bagaimana cara aku menuju Masjid Istiqlal. Sampai akhirnya Pamanku memutuskan mengantarkanku dengan sepeda motor.

Eva mengajak untuk bertemu di bagian Masjid Istiqlal yang berseberangan dengan Gereka Katedral. Setelah menunggu beberapa saat, aku melihat Eva berjalan dari arah utara bersama seorang turis asing asal Amerika Serikat. Aku pun jalan menghampirinya dari arah selatan. Ketika kami bertemu, tiba-tiba seorang lelaki nyeletuk kepada kami.

"Hapenya diambil tuh, mbak," celetuknya. Kami terdiam sesaat. Otak kami masih mencerna maksud pria tersebut. Lalu aku sadar yang dimaksud dan meminta Eva memeriksa tas totebag yang dibawa. Benar saja, telepon genggamnya tak ada bersamanya. Panik, aku menyuruh Eva dan si turis berlari ke arah kedatangan mereka mengejar siapa saja yang mereka curigai. Aku berbalik arah ke selatan mengejar lelaki tadi dan meminta ciri-ciri si pencopet.

"Cowok pakai baju lengan panjang hitam. Matanya picek satu. Sumpah, Mbak. Billahi saya gak bohong," jelas pria itu. Tanpa pikir panjang, aku pun ikut berlari menyusul Eva dan si turis. Namun hasilnya nihil.

3. Polisi tak bisa membantu

Jadi Wisatawan hingga Kecopetan saat Listrik Padam di JakartaIDN Times/Imam Rosidin

Tindakan pertama yang kuambil saat itu adalah menghubungi panggilan darurat kepolisian 110. Namun, setelah 3 kali percobaan, tak ada satu pun petugas yang menjawab panggilan. Aku juga berusaha menelepon layanan konsumen Bank BCA dan provider 3 untuk meminta mereka memblokir rekening dan nomor ponsel Eva. Lagi-lagi, nihil.

Kami akhirnya memutuskan untuk berjalan ke Pospol Subsektor Pasar Baru yang berjarak sekitar 600 meter dari tempat kami. Di sana hanya ada seorang petugas kepolisian. Saat kami masuk dan meminta bantuan, petugas tersebut angkat tangan.

"Listrik mati, Mbak. Saya gak bisa apa-apa. Gak bisa bikin laporan juga," ujarnya.

Handy talkie polisi itu berkali-kali berbunyi. "Mungkin mereka bisa bantu nyebar info ke polisi lain," batinku. Ketika aku meminta tolong polisi tersebut untuk menghubungi petugas lainnya di Masjid Istiqlal barang kali mereka melihat pelaku pencopet, ia mengatakan hal tersebut sia-sia.

"Petugas semua jaga traffic light. Gak bisa ngurus ini, Mbak. Kalau mau cari, Mbak juga harus ikut muter-muter," terangnya. Sayang, mereka tidak menggunakan solar panel sebagai sumber daya traffic light.

4. Pusat wisata terhenti

Jadi Wisatawan hingga Kecopetan saat Listrik Padam di JakartaPexels.com/freestocks.org


Akhirnya kami memutuskan pergi ke ITC Roxy Mall. Setidaknya kami bisa memblokir nomor telepon milik Eva. Namun yang kami temui malah mall yang gelap dan pengap. Nihil, semua gerai tutup.

Eva sempat bersikukuh untuk ke Jicomfest di Jakarta International Expo. Setidaknya dia bisa menghibur diri dengan menonton stand up comedy. Sayangnya lagi-lagi kami terkendala transportasi. Sempat akan berpindah tujuan ke Ancol, ternyata di Ancol pun membisu karena tak adanya listrik.

Lelah, penat, dan pusing, kami pun memutuskan mengakhiri rencana liburan di Minggu yang cerah dengan makan bakso sembari meratapi nasib.

Baca Juga: Gangguan di Jateng Sebabkan Blackout di Jabodetabek? Ini Penjelasannya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya