Gerakan Barista Asuh, Kerja Keras Industri Kopi "Melawan" Pandemik

Bantu barista yang kehilangan pekerjaan karena COVID-19

Surabaya, IDN Times - Pandemik COVID-19 memang telah menghantam banyak sektor. Salah satu yang terkena dampaknya adalah industri kopi.

Nyatanya, tidak semua sektor bisa beradaptasi dengan physical distancing. Yang paling merasakan imbasnya adalah coffee shop. Mengubah kebiasaan nongkrong dengan take away order tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak coffee shop yang memilih tutup sementara atau bahkan gulung tikar selamanya.

1. Sekitar 900 barista se-Indonesia dirumahkan

Gerakan Barista Asuh, Kerja Keras Industri Kopi Melawan PandemikJumlah barista yang dirumahkan. Dok. Barista Guild of Indonesia (BGI)

Barista Guild of Indonesia (BGI)- sebuah organisasi yang menaungi seluruh barista di Indonesia- hampir setiap hari menerima laporan adanya barista yang terpaksa berhenti bekerja. Data yang mereka himpun hingga 22 Mei 2020, tercatat sekitar 900 orang barista yang dirumahkan. Coffee shop tempat mereka bekerja tak lagi kuat menghadapi pandemik COVID-19. Tumbang. Tutup. Bahkan bangkrut.

Barista yang dirumahkan itu menyebar se-Indonesia. Dari data BGI, jumlah barista yang dirumahkan terbanyak berada di DKI Jakarta dengan total 331 orang. Setelah itu disusul Jawa Barat, 174 barista; Banten, 80; Jawa Timur, 72; Yogyakarta, 43; Jawa Tengah, 40; dan sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.

Adapun profil pekerja hilir kopi yang dirumahkan berdasarkan status perkawinan terdiri dari 14 persen sudah menikah dan 86 persen masih melajang.

2. Barista Asuh rangkul coffe shop yang masih bertahan di tengah pandemik COVID-19

Gerakan Barista Asuh, Kerja Keras Industri Kopi Melawan PandemikGerakan Barista Asuh. Dok. Barista Guild of Indonesia (BGI)

Fenomena tersebut membuat Yudistira Bawono, salah satu perwakilan BGI bersama beberapa koleganya di industri kopi berusaha memutar otak. Mereka berpikir bagaimana caranya agar industri kopi Tanah Air tetap kuat melawan pandemik COVID-19. Mereka ingin agar barista yang kehilangan pekerjaan itu tetap bisa berkarya. Tetap bisa mencari nafkah, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya.

Maka tercetuslah untuk membuat gerakan yang diberi nama 'Barista Asuh'. Gerakan ini mengajak para pengusaha coffee shop-yang masih bertahan di tengah pandemik- mau “mengadopsi” barista yang dirumahkan. Nantinya para pengusaha coffee shop yang bergabung dengan gerakan ini akan memberikan kesempatan barista untuk bekera satu sif per minggu. “Terkait jumlah sif, jangka waktu, dan mekanismenya bisa ditentukan masing-masing coffee shop,” terang Yudis melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (28/5).

Yudis melanjutkan, Barista Asuh bertujuan untuk menjaga semangat para barista yang dirumahkan. Lebih dari itu, gerakan ini juga diharapkan bisa menyambung tali silaturahmi dan membuka peluang lain, bertukar pengalaman, dan memberi apresiasi barista meski hanya sekadar uang transportasi.

3. Terbuka bagi siapa saja yang ingin berkolaborasi

Gerakan Barista Asuh, Kerja Keras Industri Kopi Melawan PandemikIlustrasi barista meracik kopi. Unsplash.com/Benjaminrobyn Jespersen

Sebelum menjalankan gerakan ini, BGI telah melakukan pendataan terlebih dahulu. BGI sudah memetakan seberapa besar dampak pandemik terhadap orang-orang yang bekerja di sektor hilir industri kopi. Gerakan Barista Asuh juga terbuka bagi siapapun yang ingin berkolaborasi.

Di fase awal, Barista Asuh akan mendata coffee shop mana aja yang mau berpartisipasi. Bagi coffee shop yang ingin ikut gerakan ini bisa mendaftar langsung di bit.ly/baristaasuh. Sedangkan bagi barista yang ingin ikut mendaftar bisa mengkakses bit.ly/solidaatsulit. Atau juga bisa melalui DM akun Instagram @mas_fotokopi.

Nantinya, data coffee shop yang berminat dan data barista korban COVID-19 yang dimiliki BGI akan dibagi menjadi klaster-klaster berdasarkan wilayah. Bagi barista yang tertarik, bisa juga mendaftar ke salah satu coffee shop di klasternya. Data barista pendaftar akan di-share ke coffee shop untuk diseleksi atau diatur gilirannya.

Baca Juga: Ajar Santri Bisnis Kopi, Pemkab Banyuwangi Ajak BRI & Barista Nasional

4. Barista yang mendaftar akan diverifikasi secara ketat

Gerakan Barista Asuh, Kerja Keras Industri Kopi Melawan PandemikGerakan Barista Asuh. Dok. Barista Guild of Indonesia (BGI)

Setelah itu, pengasuh akan menentukan mekanisme dan persyaratan sesuai kondisi masing-masing. Misalnya saja, berapa kali dalam seminggu bisa menyediakan sif untuk barista asuh, berapa lama bisa menerima barista asuh untuk bekerja, dan apa bentuk apresiasi yang bisa diberikan kepada barista asuj.

Namun sebelum menerima barista asuh, para pengasuh terlebih dahulu akan melakukan background check atau verifikasi. Mereka akan mengawasi secara ketat berkas calon barista asuh yang tercantum informasi coffee shop terakhir tempatnya bekerja dan sponsor. Setelah itu, coffee shop bisa menghubungi langsung calon barista asuh yang lolos verifikasi.

"Inti dari gerakan ini untuk menjaga semangat para barista yang dirumahkan, sekaligus menyambung tali silaturahmi. Syukur-syukur bisa membuka peluang dan mendatangkan pemasukan bagi mereka,” imbuh Yudis.

5. Coffee shop akan diuntungkan jika ikut Barista Asuh

Gerakan Barista Asuh, Kerja Keras Industri Kopi Melawan PandemikIlustrasi barista di A Tale of Two Coffee Beans. Instagram.com/twocoffeebeans.id

Yudis menjelaskan, ada beberapa keuntungan bagi coffe shop yang mengasuh barista. Misalnya, barista-barista tersebut akan mengumumkan di media sosialnya di mana coffee shop yang mengasuhnya. Selain mendapat tambahan exposure media sosial, para pelanggan tetap barista itu akan membeli produk coffee shop pengasuhnya. Dengan begitu coffee shop juga mendapat tambahan pemasukan.

Di sisi lain, barista asuh dan coffee shop juga bisa saling belajar dan tukar pengalaman ilmu perkopian. "Dengan begitu, ekosistem industri kopi tetap terjaga. Sehingga makin kuat menghadapi pandemik," jelas Yudis.

6. Sudah ada 43 coffee shop yang bergabung

Gerakan Barista Asuh, Kerja Keras Industri Kopi Melawan PandemikZenal Abidin, barista yang mengikuti gerakan Barista Asuh di A Tale of Two Coffee Beans. Instagram.com/zaynmalieq

Salah seorang penggagas Barista Asuh lainnya, Gusti Laksamana mengatakan, banyak coffee shop yang tertatih-tatih selama pandemik COVID-19. Tak sedikit juga yang tumbang. “Terutama coffee shop yang berada di mal-mal. Karena hampir semua mal di Jakarta tutup,” kata Gusti.

“Belum lagi coffee shop yang mengandalkan konsep tempat keren untuk pelanggannya. Kini, pelanggan gak boleh lagi nongkrong di situ. Omzet mereka kadang tak cukup dengan hanya berjualan online,” lanjutnya.

Data terkini yang dimiliki BGI, sudah ada sekitar 43 coffee shop di berbagai daerah menyatakan komitmennya untuk ikut gerakan ini. Misalnya A Tale of Two Coffee Beans, Contrast, Obar, Twin Coffee House, Oak Tree, dan lainnya.

"Gerakan Barista Asuh ini menjadi bukti bahwa para pelaku bisnis kopi di Indonesia tak mengeluh dalam kondisi sesulit apapun," tegas Gusti.

Baca Juga: Perangi Tengkulak, Barista hingga Petani Kopi Belajar Bareng

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya